REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie sepakat bila Prabowo Subianto dan Joko Widodo perlu bertemu guna meredam tensi politik pasca=Pilpres 2019.
Ia menyarankan waktu pertemuan yang tepat yaitu sesuai Mahkamah Konstitusi (MK) punya keputusan tetap atas gugatan hasil Pilpres yang diajukan kubu Prabowo.
"Ada baiknya jangan tergesa-gesa. Biar proses hukum jalan sesudah itu baru omongin ketemu 01 dan 02," katanya pada wartawan dalam kegiatan di kantor DPP PA GMNI, Sabtu, (8/6).
Selain itu, Jimly menilai momentum Idul Fitri 2019 sebaiknya dimanfaatkan kubu yang berkonflik untuk saling memaafkan. Ia merasa masih banyak pekerjaan rumah bangsa Indonesia di masa depan yang mesti diselesaikan. Ajang Pilpres pun sebenarnya hanya hajatan demokrasi lima tahunan.
"Manfaatkan Idul Fitri untuk maaf memaafkan. Supaya bisa mengawal persatuan. Perbedaan politik karena pemilu sudah selesai. Bersinergi dan bersatulah sekarang," ujarnya.
Ia menekankan pentingnya rekonsiliasi seusai Pilpres. Menurutnya, penting bagi pihak yang kalah dan menang dalam Pilpres supaya memiliki rasa saling hormat. Dengan begitu kubu yang kalah akan terhormat dan yang menang pun dihormati.
"Jadikan politik sebagai urusan sampingan dari agenda panjang bangsa kita. Jangan karena (pilpres) lima tahunan kepecah-belah, nanti sakit hatinya bisa lima tahun," sebutnya.