Jumat 07 Jun 2019 11:40 WIB

Dinkes Bantul Siapkan Tim Pantau Potensi KLB

Dinkes Bantul siapkan tim surveilans yang memantau adanya potensi terjadinya KLB

Ilustrasi Kesehatan lansia
Foto: Antara/Septianda Perdana
Ilustrasi Kesehatan lansia

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan tim surveilans. Tim ini disiapkan untuk memantau kemungkinan adanya penyakit yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB) selama libur Idul Fitri 1440 Hijriah.

"Dari Dinkes ada tim surveilans yang akan memantau adanya potensi-potensi terjadinya KLB," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinkes Bantul Agus Triwidiyantoro di Bantul, Jumat (7/6).

Baca Juga

Tim surveilans terdiri dari petugas medis Dinkes dan Puskesmas. Tim tersebut akan melakukan kunjungan ke masyarakat-masyarakat jika ada laporan terkait masalah kesehatan. "Jadi ketika ada informasi adanya gejala keracunan makanan tentu tim surveilans dari Dinkes bersama puskesmas akan terjun ke masyarakat dan melakukan upaya pencegahan," katanya.

Agus mengatakan beberapa penyakit yang berpotensi menjadi KLB yang perlu diwaspadai seperti demam berdarah dengue (DBD). Ada pula malaria mengingat masalah kesehatan itu bisa diidap warga luar daerah.

"Meski daerah kita bebas malaria, namun ada pendatang yang kena malaria dan juga leptospirosis. Kemarin penyakit seperti antraks kita perlu ada kewaspadaan walaupun di Bantul belum ada kasusnya," kata Agus.

Selain siaga adanya penyakit potensi KLB, Dinkes Bantul juga mengimbau masyarakat mewaspadai gangguan kesehatan akibat makanan yang dikonsumsi selama Lebaran. Ini mengingat saat hari raya banyak tersaji beragam makanan dengan karbohidrat tinggi.

"Masa-masa Lebaran masyarakat sering silaturahmi ke satu tempat ke tempat lain, bahkan dalam sehari bisa beberapa tempat sehingga dari sisi makanannya kurang diperhatikan," katanya.

"Jadi mungkin ada penderita diabetes misalnya yang biasanya kontrol rutin tidak ada masalah. Tetapi ketika Lebaran kadar gula menjadi naik dan mungkin nanti habis Lebaran bisa masuk rumah sakit. Ini yang sering terjadi kasus kasus keracunan makanan," jelas Agus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement