REPUBLIKA.CO.ID, Tim nasional U-23 Indonesia asuhan pelatih Indra Sjafri akan menghadapi Thailand di pertandingan perdana Piala Merlion 2019 yang berlangsung di Stadion Jalan Besar, Kallang, Singapura, Jumat (7/6), mulai pukul 15.00 WIB. Laga itu menjadi pertemuan ketiga Indonesia dan Thailand di tahun 2019 setelah sebelumnya bersua di final Piala AFF U-22 2019 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 AFC 2020.
Indonesia menang saat berjumpa di final Piala AFF U-22 2019 pada akhir Februari 2019 di Kamboja dengan skor 2-1. Lalu di Kualifikasi Piala Asia U-23 AFC 2020 di Vietnam, Maret 2019, giliran Thailand yang unggul dengan skor 4-0.
"Kami sudah bertemu dua kali dengan Thailand pada tahun 2019. Kami telah mempelajari kekuatan mereka," ujar Indra Sjafri dikutip dari laman resmi PSSI, Jumat.
Namun, ada dua hal yang membuat laga terkini kedua tim bakal berbeda dari sebelumnya. Pertama, baik Indonesia maupun Thailand sama-sama menurunkan pemain anyar, berbeda dengan laga terakhir kedua tim.
Dari 22 pemain yang disertakan ke Singapura, timnas U-23 Indonesia membawa 11 nama yang menghiasi skuat di Kualifikasi Piala Asia U-23 AFC 2020. Sementara Thailand cuma diperkuat 10 pemain lawas dari 23 nama yang diikutkan ke Singapura.
Hal kedua adalah, masalah internal yang tengah dihadapi timnas U-23 Thailand. Dikutip dari Bangkok Post, pelatih mereka, Alexandre Gama, sudah diultimatum oleh Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) untuk segera memutuskan masa depannya usai Piala Merlion. Pelatih asal Brazil tersebut diduga kuat akan menangani klub Liga 1 Thailand SCG Muang Thong United.
Lantas, mampukah Indonesia meraih kemenangan dengan kondisi demikian? Fokus dan konsentrasi sepanjang pertandingan akan menjadi modal penting Indonesia untuk mengalahkan Thailand, terutama ketika bertahan.
Berkaca dari Piala AFF U-22 2019 dan Kualifikasi Piala Asia U-23, skuat berjuluk Garuda Muda ini kerap kebobolan dari situasi bola mati (set piece). Dari total enam gol yang tercipta ke gawang Indonesia di tiga laga Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23 2020, empat gol berasal dari situasi set piece. Rinciannya, satu gol datang dari assist tendangan sudut, satu gol dari assist tendangan bebas dan dua dari tendangan penalti.
Di Piala AFF U-22 pada 2019 di Kamboja, yang menjadi turnamen resmi pertama Indra Sjafri bersama Garuda Muda, timnas U-23 yang ketika itu masih disebut timnas U-22 kebobolan tiga gol dari bola mati dari total empat gol yang bersarang ke gawang mereka sepanjang turnamen. Ketiga gol itu datang dari tendangan bebas langsung, assist tendangan bebas dan assist tendangan sudut.
Pelatih Indra Sjafri tentu saja harus benar-benar memerhatikan catatan tersebut. Sebisa mungkin timnas U-23 Indonesia mesti menghindari pelanggaran-pelanggaran di sepertiga wilayah pertahanan sendiri. Strategi bertahan dalam kondisi bola mati sudah semestinya dipertajam,
Apalagi, meski membawa 13 pemain baru, Thailand tetap menyertakan dua nama andalan di lini depan yaitu pencetak dua gol di Kualifikasi Piala Asian U-23 2020, salah satunya ke gawang Indonesia, Supachok Sarachart dan Korawich Tasa. Kemudian ada pula Saringkan Promsupa, seorang bek haus gol yang di Piala AFF U-22 2019 menjadi pencetak gol terbanyak turnamen bersama penyerang Indonesia Marinus Wanewar.
Nama-nama andal dan berpengalaman seperti Nurhidayat Haji Hari, Bagas Adi Nugroho, Asnawi Mangkualam Bahar, Andy Setyo Nugroho, Rachmat Irianto, Samuel Christianson tentu saja diharapkan mampu mengantisipasi arus serangan Thailand yang sering memanfaatkan kecepatan di sisi sayap.
Lini serang
Indra Sjafri diyakini akan tetap menempatkan seorang penyerang tunggal dalam strateginya. Oleh karena itu, dia wajib memilih salah satu dari tiga striker yang dibawanya yakni M. Rafli Mursalim, Septian Satria Bagaskara dan M. Rafli.
Ketiga pemain tersebut belum pernah dibawa Indra Sjafri di kompetisi resmi timnas U-22 maupun U-23 yang ditanganinya. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk menurunkan Septian Satria Bagaskara sejak menit pertama.
Septian, yang tidak terpilih ke dalam skuat Piala AFF U-22, merupakan pencetak gol terbanyak di Liga 3 Indonesia 2018 dengan 21 gol dan mengantarkan timnya Persik Kediri promosi ke Liga 2 Indonesia 2019. Pemain berusia 21 tahun tersebut juga memiliki jam terbang cukup baik. Dia pernah berlatih di Akademi Manchester United setelah menjadi salah satu yang terbaik di audisi yang berlangsung di Indonesia.
Dengan tinggi badan ideal sebagai seorang penyerang yaitu 182 centimeter, terasa wajar jika Septian ditugaskan menjadi penuntas umpan dari sisi lebar lapangan. Sosok Witan Sulaeman, pemain berumur 17 tahun, termuda di skuat Indra Sjafri saat ini, dijagokan menjadi motor serangan timnas dan sangat mungkin diturunkan sejak awal laga.
Satu lagi, nasib Alexandre Gama yang tidak pasti juga dapat menjadi berkah bagi timnas U-23 Indonesia. Ketidakjelasan itu dapat berujung pada kebimbangan taktik timnas U-23 Thailand. Antisipasi dari skuat Indonesia sangat dibutuhkan seandainya keadaan seperti itu terjadi.
Partai timnas U-23 Indonesia versus Thailand diprediksi berjalan dengan ketat karena sejatinya kualitas kedua kesebelasan hampir sama. "Kami tidak boleh menganggap remeh Indonesia meski di laga sebelumnya kami menang dengan skor 4-0," ujar penyerang timnas U-23 Thailand Korawich Tasa.
Berikut skuat timnas U-23 Indonesia dan Thailand di Piala Merlion 2019.
(Keterangan: tanda * artinya si pemain sebelumnya masuk skuat Kualifikasi Piala Asia U-23 AFC 2020 di Vietnam, akhir Maret 2019)
Indonesia
Kiper: Satria Tama Hardiyanto, Nadeo Agra Winata.
Bek: Nurhidayat Haji Haris*, Bagas Adi Nugroho*, Asnawi Mangkualam Bahar*, Dandi Maulana, Muhammad Rifad Marasabessy, Andy Setyo Nugroho*, Rachmat Irianto*, Samuel Christianson*, Rizky Dwi Febrianto.
Gelandang: Muhamad Luthfi Kamal*, Sani Riski Fauzi*, Hanif Abdurrauf Sjahbandi*, Hambali Tolib, Feby Eka Putra, Gian Zola*, Witan Sulaeman*, Yakob Sayuri.
Penyerang: Rafli Mursalim, Septian Satria Bagaskara, M. Rafli.
Thailand
Kiper: Nont Muangngam*, Korapat Nareechan*, Noppon Lakornpol*
Belakang: Marco Ballini*, Jaturapat Sattham, Chinnapat Lee-Oh*, Titawee Aksornsri, Saratith Sompim, Saringkan Promsupa*, Patcharapol Intanee*, Meechok Marasaranukul, Kevin Deeromram, Kridsada Nontarat
Tengah: Siwakorn Sangwong, Chatmongkol Thongkhiri, Rattanakorn Maikami, Ekanit Panya, Jaroensak Wonggorn, Wisarut Im-Ura*
Depan: Sittichok Paso, Nattawut Moonsuwan, Korawich Tasa*, Supachok Sarachart*.