Kamis 06 Jun 2019 14:41 WIB

TKN: Rekonsiliasi Harus Dilakukan dengan Ikhlas

BPN menyebut rekonsiliasi sebaiknya dilakukan setelah hasil putusan sengketa pilpres.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Chaniago
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon Lubis
Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Chaniago

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengaku kesulitan mengajak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk berekonsiliasi. TKN menyebut, BPN hingga kini terus menolak ajakan pertemuan kedua kubu.

Juru Bicara TKN Irma Suryani Chaniago mengatakan, ajakan rekonsiliasi sebenarnya terus digaungkan kubu 01. Dia mengatakan, komunikasi juga sudah dilakukan kepada kubu lawan, namun belum mendapatkan respon positif.

Baca Juga

"Kalau dari presiden (Jokowi) sejak awal sudah berusaha untuk silaturahim, tapi jika yang diajak silaturahim menolak," tegas Irma Suryani Chaniago di Jakarta, Kamis (6/6).

Irma menegaskan, TKN enggan untuk terus membujuk kubu oposisi jika mereka memang tidak memiliki niat untuk melakukan rekonsiliasi. Menurutnya, pertemuan damai atau silaturahim kedua kubu serharusnya dijalankan dengan penuh kerelaan hati sesuai dengan ajaran agama.

"Ngapain dibujuk bujuk, silaturahim dalam Islam itu kudu ikhlas," kata Irma lagi.

BPN menyebut rekonsiliasi sebaiknya dilakukan setelah hasil putusan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) keluar. Mereka saat ini mengaku tengah fokus berupaya mengajukan berbagai macam kecurangan yang terjadi pada saat pemilu, sebelum maupun pascapemilu.

Irma mengatakan, TKN tidak mempermasalahkan waktu pertemuan tersebut. Polikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini berpendapat, kubu calon presiden (capres) penantang tidak akan memiliki pilihan lain selain menerima keputusan MK nanti.

"Dan jika setelah itu masih bikin ulah, ya rakyat pasti akan buka mata dan melawan!" tegasnya.

Wacana rekonsiliasi belakangan selalu dilontarkan kedua belah pihak. Sayangnya pelaksanaan waktu pertemuan tersebut kerap terbentur jadwal dari masing-masing capres dan calon wakil presiden (cawapres).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement