REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan Hari Raya Idulfitri 1440 Hijroah merupakan momentum terbaik untuk meningkatkan persatuan kehidupan berbangsa dan bernegara di tahun politik. Ia mengatakan, pemilihan umum yang baru saja usai beberapa waktu lalu sempat menyebabkan polarisasi di tubuh masyarakat.
Namun, persaudaraan merupakan hal esensial yang harus kembali dibangun. "Saya berpesan agar segala permasalahan yang ada, harus ditabayyun-kan, verifikasi. Jika tidak itu akan mewariskan permasalahn dalam kehidupan ke depan," kata Din saat ditemui setelah salat Idulfitri di Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, Rabu (5/6).
Din menyampaikan, segala ketidakpuasan terhadap hasil pemilu sudah semestinya dipercayakan kepada lembaga hukum yang berlaku. Kendati demikian, lembaga tersebut diharapkan mengedepankan transparansi, tidak berpihak ke satu sisi, dan berkeadilan.
"Karena itu, pesan saya mari kita rajut kembali persaudaraan iman dan kebangsaan. Masalah yang ada di antara kita mari selesaikan lewat jalur hukum yg berkeadilan," ujarnya.
Selain itu, Din berharap kepada pihak yang terpilih menjadi pemimpin harus menjadi sosok milik semua pihak. Saat menjalani program pemerintahan, pemimpin harus bertindak untuk seluruh lapisan masyarakat dalam memangku amanah.
"Jadi tidak hanya tingkat rakyat tapi juga elite. Tidak ada kedamaian tanpa keadilan, dan tidak ada keadilan tanpa kebenaran," ucapnya menegaskan.