Senin 03 Jun 2019 13:22 WIB

Merapi Muntahkan Tiga Awan Panas dan 23 Lava Pijar

Muntahan awan panas ini terjadi dalam periode 1 Juni sampai 3 Juni 2019.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah wisatawan mengambil gambar puncak Gunung Merapi di Bukit Klangon, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (24/5/2019). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merekomendasikan jarak aman melihat fenomena guguran lava pijar Gunung Merapi menjadi obyek wisata adalah radius tiga kilometer dari puncak.
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Sejumlah wisatawan mengambil gambar puncak Gunung Merapi di Bukit Klangon, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (24/5/2019). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta merekomendasikan jarak aman melihat fenomena guguran lava pijar Gunung Merapi menjadi obyek wisata adalah radius tiga kilometer dari puncak.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi memulai awal Juni 2019 dengan aktivitas guguran yang cukup tinggi. Hal itu terlihat dari guguran awan panas dan guguran lava pijar yang dikeluarkan.

Selama tiga hari terakhir saja, periode pengamatan 1-3 Juni 2019 siang, Gunung Merapi sudah memuntahkan tiga guguran awan panas. Ini menjadi rutinitas teraktif dibandingkan awal-awal bulan lalu.

Baca Juga

Awan panas pertama terjadi pada 1 Juni 2019 pukul 13.57. Guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 65 milimeter dan durasi 120 detik dengan jarak luncur 1.200 meter ke hulu Kali Gendol.

Awan panas kedua terjadi dua kali pada 2 Juni 2019. Pertama, pada 17.58 dengan amplitudo 65 milimeter, durasi 110 detik dan jarak luncur 1.100 meter ke arah hulu Kali Gendol.

Sedangkan, guguran awan panas ketiga selama tiga hari terakhir terjadi pada 22.45. Guguran meluncur dengan amplitudo 65 milimeter, durasi 110,23 detik dan jarak luncur 1.100 meter.

Selain guguran awan panas, selama tiga hari terakhir sudah dimuntahkan 23 guguran lava pijar. Sebanyak sembilan guguran terjadi pada 1 Juni 2019.

Kemudian, sembilan lava pijar terjadi pada 2 Juni 2019, dan lima guguran lain terjadi pada 3 Juni 2019. Untuk lava pijar, ini menjadi aktivitas yang paling aktif dibandingkan Maret, April dan Mei.

Selama tiga hari terakhir, guguran lava pijar dengan jarak luncur terjauh terjadi pada 1 Juni dengan 1.100 meter. Sedangkan, jarak luncur terdekat terjadi pula pada 1 Juni dengan 350 meter.

Pada 3 Juni 2019, Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Ngepos, Heru Suparwaka mengatakan, cuaca Gunung Merapi berawan. Angin bertiup lemah-sedang ke selatan, barat daya dan barat.

"Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah," kata Heru, Senin (3/6).

Selain itu, ia melaporkan, terjadi aktivitas kegempaan lain seperti tiga guguran dengan amplitudo 6-36 milimeter. Ada pula satu gempa fase banyak dengan amplitudo tiga milimeter.

Secara umum, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan level dua atau status waspada untuk tingkat aktivitas Gunung Merapi.

Status waspada sendiri sudah berlangsung satu tahun lebih sejak 21 Mei 2018. BPPTKG masih pula merekomendasikan area radius tiga kilometer dari puncak agar tidak ada aktivitas manusia.

Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer. Masyarakat diminta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan sekitar puncak Gunung Merapi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement