Ahad 02 Jun 2019 06:52 WIB

Kata-kata Manis SBY Satu Jam Sebelum Ibu Ani Tiada

Ani Yudhoyono tiada setelah krisis kesehatan sejak tiga hari lalu.

Rep: Ali Mansur/ Red: Indira Rezkisari
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) menangis disaksikan Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Presiden ke-3 RI BJ Habibie (kiri) saat memberikan sambutan ketika kedatangan jenazah almarhumah Ani Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/6).
Foto: Antara
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) menangis disaksikan Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Presiden ke-3 RI BJ Habibie (kiri) saat memberikan sambutan ketika kedatangan jenazah almarhumah Ani Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jenazah almarhumah Ani Yudhoyono telah di rumah duka di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/6) sekitar pukul 23.00 WIB. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disambut kedatangannya oleh sejumlah tokoh dan politikus di kediamannya.

Dalam kesempatan itu, SBY menceritakan ketangguhan istrinya, Ani Yudhoyono melawan kanker darah yang sangat ganas, sebelum akhirnya dipanggil Allah SWT. SBY juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pelayat.

Baca Juga

"Ani Yudhoyono. Almarhumah dengan tenang tadi dipanggil oleh Allah jam 11.50 waktu Singapura," ujar SBY dengan raut wajah sedih.

SBY menjelaskan tiga pekan sebelumnya keadaan istrinya sempat membaik. Bahkan, SBY mengaku, memiliki harapan Ani Yudhoyono bisa sembuh. Dokter pun mengatakan sel-sel kanker dalam tubuh menurun secara tajam. Kabar itu membuat dia bersama keluarga bersyukur dan berharap agar penyakit kanker darah Ani Yudhoyono bisa disembuhkan.

"Tiga hari yang lalu ada sebutlah krisis, tiba-tiba ada ledakan dari sel-sel kanker yang tadinya sudah dilumpuhkan itu meningkat dengan sangat tajam. Sehingga tim dokter kewalahan sehingga masuk ICU dengan perlakuan khusus," tambahnya.

SBY juga mengaku selama dua hari dua malam ada di samping Ani Yudhoyono yang tengah berjuang melawan kanker ganas tersebut. Kemudian SBY juga sempat bertemu beberapa perawat yang mengatakan, "Madam Ani is a strong woman".

SBY mengatakan kondisi kesehatan yang memburuk itu namun belum mematahkan Ani. Almarhum ketika itu sudah diserang di berbagai organ tubuh tetapi masih tetap bertahan.

"Memang bapak ibu saya laporkan masih bisa bertahan satu hari. Saya tahu yang 46 tahun bersama istri tercinta ini dia sedang berjuang untuk membuktikan bisa menang melawan kanker darahnya itu," imbuhnya.

Selanjutnya, satu jam sebelum Ani Yudhoyono dipanggail oleh Allah SWT, SBY menyampaikan kepada Ani dengan kata-kata yang indah. Saat itu, kondisi Ani Yudhoyono sedang dibius total sehingga tidak mudah berkomunikasi.

"Tetapi saya melihat di pelupuk matanya ada titik-titik air mata. So she was listening to us. Karena mungkin orang-orang yang disayangi itu masuk dalam hati dan pikiran. 'Memo kami semua ada di sini'. Air mata yang jatuh itu adalah air mata cinta. Air mata kasih dan air mata sayang," terang SBY.

Kendati demikian, SBY mengatakan melihat wajah Ani Yudhoyono bahagia, rileks dalam keadaan seperti itu. Beberapa saat kemudian, kata SBY, dengan sangat tenang kembali ke hadapan sang pencipta.

"Saya ucapkan, ibu, selamat jalan semoga Memo hidup tenang di sisi Allah SWT. Semua di situ melihat jam 11.50. Dia orang yang tough dan tidak mau menyerah. Dia bilang sama saya 'saya pasrah tetapi tidak menyerah' sampai pada batas yang dia bisa mencapainya," tutur Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement