Rabu 05 Jun 2019 02:26 WIB

Pengamat: Saatnya Menyambung Silaturahmi Pascapemilu

Momentum Lebaran 2019 diharapkan dapat mendinginkan suhu politik di Tanah Air.

Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) bersiap mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Luthfi Makhasin, mengatakan, momentum Lebaran dapat dimanfaatkan untuk menyambung silaturahmi pascapemilu. "Saatnya menyambung kembali silaturahmi antarelite usai persaingan elektoral," katanya di Purwokerto, beberapa waktu lallu.

Dia mengatakan, momentum Lebaran 2019 diharapkan dapat mendinginkan suhu politik di Tanah Air yang sempat memanas. "Juga diharapkan menjadi momentum untuk merajut kembali rasa persaudaraan, meningkatkan persatuan dan kesatuan. Tentu saja harapannya begitu," katanya.

Baca Juga

Dia mengatakan, pada saat ini merupakan momentum yang tepat untuk melangkah ke depan. "Banyak tantangan ke depan yang memerlukan sinergi bersama, dengan syarat perlunya kebesaran hati untuk saling menerima," katanya.

Terlebih lagi, kata dia, pesta demokrasi telah usai sehingga sudah saatnya menyudahi kontestasi dan kembali merajut kebersamaan. "Mari ciptakan suasana agar selalu damai dan kondusif," katanya.

Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama (MUI) Kabupaten Banyumas KH Chariri Sofa mengajak seluruh masyarakat di wilayah setempat untuk memaknai bulan suci Ramadhan dengan meningkatkan persatuan dan kesatuan. "Mari galang persatuan dan kesatuan pascapemilu, jangan sampai perbedaan-perbedaan yang ada di tengah masyarakat, mengarah pada permusuhan, terlebih lagi kita akan segera menyambut hari Lebaran," katanya.

Momentum bulan suci Ramadhan, kata dia, merupakan saat yang tepat untuk saling menghargai dan menghormati. "Termasuk dengan menjaga suasana tetap kondusif, tidak menyebarluaskan ujaran kebencian dan tidak menyebarluaskan berita bohong atau hoaks, saatnya menempa diri menuju karakter Muslim sejati," katanya.

Dengan mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang guyub, saling menyayangi dan menghormati, kata dia, maka akan menciptakan kehidupan yang damai dan sempurna.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement