Sabtu 01 Jun 2019 12:47 WIB

Mendagri Ajak Masyarakat Hayati Semangat Pancasila

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.

Red: EH Ismail
Mendagri Tjahjo Kumolo (kanan) memberikan penghargaan atas Kinerja Prestasi Tertinggi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kiri) pada peringatan Hari Otonomi Daerah Nasional ke-23 di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/4/2019).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Mendagri Tjahjo Kumolo (kanan) memberikan penghargaan atas Kinerja Prestasi Tertinggi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kiri) pada peringatan Hari Otonomi Daerah Nasional ke-23 di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebut tanggal 1 Juni harus dijadikan momentum refleksi lahirnya Pancasila. Pasalnya, sebagai bagian panjang dari sejarah bangsa dalam merumuskan dasar negara, Pancasila memiliki nilai-nilai yang dapat diteladani dan dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pertama, dalam pidato di depan sidang BPUPKI, konsep dan rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh Ir. Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

"Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Ir. Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapatkan sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh Mantan Ketua BPUPKI," kata Tjahjo di Jakarta, Sabtu (1/06).

Kedua, sebagai bagian dari sejarah bangsa, banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Lahir Pancasila. Berbagai ucapan, menuliskan status di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan media sosial lainnya merupakan salah satu bentuk Peringatan Hari Lahir Pancasila.

Ketiga, Pancasila bersifat universal, logis, dan dapat dipakai untuk mewujudkan cita-cita yang tertuang dalam Proklamasi dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sehingga program-program yang dijalankan Pemerintah, seperti oleh Kemenristek Dikti, Kemenhan, dan Kemendikbud dianggap efektif untuk mencegah paham selain Pancasila.

"Sebagai contoh program Bela Negara oleh Menteri Pertahanan, kemudian Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam menjalankan program membumikan Pancasila dengan pendekatan yang tegas, akomodatif, selektif di kalangan Kampus dan berhasil meredam paham-paham selain Pancasila. Termasuk program yang dijalankan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam membumikan Pancasila di kalangan Pelajar," papar Tjahjo.

Program Bela Negara di bawah Kementerian Pertahanan merupakan bentuk revolusi mental sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman sekaligus untuk mewujudkan ketahanan nasional. Bela Negara diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara. 

Sementara itu, Program Penguatan Pendidikan Pancasila yang diprakarsai oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi adalah dalam rangka memperkuat pemahaman berbangsa dan bernegara di kalangan mahasiswa dan dosen.

Tjahjo mengucapkan selamat Hari Lahir Pancasila dengan mengutip pernyataan  Proklamator yang juga Presiden Pertama Republik Indonesia. "Selamat Hari Lahir Pancasila. Kuat karena Bersatu, Bersatu karena Kuat," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement