Sabtu 01 Jun 2019 04:17 WIB

Innalillahi, Mantan Mendagri Hari Sabarno Meninggal Dunia

Mendagri era Presiden Megawati Soekarnoputri, Hari Sabarno, wafat pada Jumat (31/5)

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Christiyaningsih
Hari Sabarno
Hari Sabarno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Presiden Megawati Soekarnoputri, Hari Sabarno meninggal dunia, Jumat (31/5). Hari Sabarno menghembuskan nafas terakhir di usianya yang ke-74 tahun.

Semasa hidup, Sabarno sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) dari Fraksi ABRI. Almarhum juga sempat duduk sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan menggantikan posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004.

Baca Juga

Kepala Badan Pengelola Perbatasan (BNPP) sekaligus Mendagri saat ini, Tjahjo Kumolo, menyampaikan rasa belasungkawa atas wafatnya Sabarno. "Kami keluarga besar Kemendagri dan BNPP turut berdukacita atas meninggalnya Pak Hari Sabarno," kata Tjahjo dikutip dari halaman resmi Mendagri, Jumat (31/5).

Tjahjo mendoakan agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Selain itu, dia berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan. "Semoga almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik dan almarhum khusnul khotimah," katanya.

Terpisah, Juru Bicara Mendagri, Bahtiar menyampaikan almarhum Hari Sabarno akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat pada Sabtu (01/06). "Almarhum akan dimakamkan di San Diego Hills Karawang dan akan dilakukan proses pemakaman secara militer," kata Bahtiar.

Menurut rencana, jenazah akan diberangkatkan ke tempat pemakaman pukul 11.00 WIB setelah diserahterimakan dari keluarga ke negara. Pada pukul 13.00 WIB akan dilaksanakan prosesi pemakaman militer dipimpin oleh Mendagri selaku Inspektur Upacara.

Hari Sabarno lahir di Surakarta pada 12 Agustus 1944. Ia menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer Nasional Magelang pada 1967. Hari Sabarno menerima kenaikan pangkat kehormatan dari Letnan Jenderal (purnawirawan) menjadi Jenderal (kehormatan) bersama dengan A.M. Hendropriyono pada 2004.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement