REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--ljtihad memajukan seni/ arsitektur Islam terus dilakukan agar berkembang maju. Seni dalam Islam tidak memperlihatkan mahluk hidup, tapi bereksperimentasi dengan rumus geometri. Ini disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil melalui twitter dan instagram pribadinya, Jumat (31/5). Ridwan Kamil atau yang kerap disapa Kang Emil, menjawab pertanyaan netizen terkait Masjid Al Safar yang dirancangnya.
Ditambahkann Kang Emil teori lipat Folding Architecture adalah metode mencari kekayaan geometri baru yg digunakan di Masjid Al Safar.
''Masjid Al Safar adalah eksperimentasi teori lipat Folding Architecture. Jika eksperimentasi bentuk itu ditafsir, ya tentu tidak bisa dihindari. Tapi jika disimpulkan bahwa bentuk-bentuknya adalah menerjemahkan simbol iluminati dkk, saya kira itu tidak betul,'' tegas Gubernur Jabar.
Dalam akun instagram dam twitternya, Kang Emil mengajak untuk fokus beribadah. ''Mari fokus saja ibadah kepada Allah SWT,'' ungkapnya.
Masih di akun pribadinya, Kang Emil juga memberi contoh bangunan masjid yang ia menjadi araiteknya. ''Contoh ijtihad bentuk di Masjid Al Irsyad, Padalarang menghilangkan tipikal dinding mihrab. Shalat langsung menghadap alam pegunungan. Agar kita merasa kecil di hadapanNYA,'' kata Kang Emil. Hasilnya, tiap Dhuhur, air di area mihrab pun memantul ikut bergerak. Alam berpuisi seolah ikut berzikir,'' ungkapnya.