REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolres Metro Jakarta Utara mengatakan Operasi Ketupat Jaya 2019 akan lebih kompleks dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya karena berlangsung bersamaan dengan tahapan Pemilu.
"Seperti yang disampaikan dalam amanat tertulis Bapak Kapolri bahwa Operasi Ketupat tahun ini lebih kompleks karena bersamaan dengan tahapan penyelenggaran Pemilu," kata Kombes Budhi di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (28/5).
Budhi menyampaikan jika salah satu tantangan dalam operasi tahun ini adalah potensi adanya ancaman baru yang belum pernah ada di tahun-tahun sebelumnya. Dalam kesempatan itu Budhi juga mengapresiasi warga Jakarta Utara yang tidak terpengaruh kericuhan 22 Mei yang terjadi di depan kantor Bawaslu Republik Indonesia.
"Masyarakat Jakarta Utara sudah cukup dewasa, dan tidak terpancing untuk melakukan hal-hal yang mungkin melanggar aturan," tuturnya
Meski demikian Budhi mengatakan jajarannya akan membantu memfasilitasi dan mengamankan apabila ada warga yang ingin menyampaikan pendapat dengan berunjuk rasa karena hal itu sudah diatur dalam undang-undang.
"Namun, untuk kegiatan di Bawaslu maupun KPU RI, alhamdullilah hingga saat ini saya belum dapat laporan korban dari warga Jakarta Utara. Artinya warga Jakarta Utara telah membantu menjaga wilayah DKI Jakarta tetap kondusif," tuturnya.
Operasi Ketupat Jaya 2019 akan digelar serentak di seluruh Indonesia selama 15 hari, mulai Rabu (29/5) hingga Rabu (12/6).
Sasaran Operasi Ketupat Jaya 2019 adalah memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat semasa lebaran Idul Fitri 2019.
Untuk menjamin keberhasilan operasi tersebut unsur Tiga Pilar (Pemerintah, TNI-Polri) Jakarta Utara akan mengerahkan 1.200 personel gabungan.