REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta arus keluar masuk sapi dari dan menuju Kabupaten Gunung Kidul harus dikontrol. Pengontrolan ini terkait ditemukannya kasus antraks di kabupaten itu.
"Sekarang yang penting bagaimana mengontrol masuk keluarnya sapi dari Gunung Kidul," kata Sultan di Gedung DPRD DIY, Senin (27/5).
Menurut Sultan, keluar masuknya sapi harus dipastikan terdeteksi. Apalagi di Gunung Kidul tidak ada Pos Pengawasan Lalu Lintas Ternak.
Menghadapi kasus antraks tersebut, Sultan memastikan pemerintah daerah setempat telah melakukan penanganan. "Kan sudah ditangani, dari awal sudah ditangani," imbuh Sultan.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul masih belum mengetahui dari mana antraks tersebut dapat masuk hingga Gunung Kidul. Hingga kini penelusuran masih terus dilakukan. Untuk jangka pendek, Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul saat ini telah memeriksa sebanyak 671 sapi, 676 kambing, dan sembilan domba.
Soal adanya dua warga Gunung Kidul yang diduga terjangkit antraks, Sultan mengatakan saat ini telah ditangani oleh pihak terkait. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul telah menyatakan dua orang yang kontak langsung dengan sapi yang terkena antraks di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, dinyatakan negatif. "Korbannya dua tapi sudah kering, sudah diobati semua," terangnya.