Senin 27 May 2019 22:08 WIB

Puncak Arus Mudik di Tol Ngawi-Kertosono Diperkirakan H-3

Pengelola jalan tol mempersiapkan langkah antisipasi puncak arus mudik.

Red: Nur Aini
Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Trans-Jawa ruas Ngawi-Kertosono di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (12/11/2018).
Foto: Antara/Siswowidodo
Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Trans-Jawa ruas Ngawi-Kertosono di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (12/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Puncak arus mudik lebaran di ruas tol Ngawi-Kertosono diprediksi terjadi pada H-3 Lebaran dengan 22.994 kendaraan, sedangkan puncak arus balik diperkirakan terjadi H+1 dengan 25.907 kendaraan.

Menurut Dirut PT Jasa Marga Ngawi Kertosono Kediri, Iwan Moediatno saat menerima media di Kantor Cabang Surabaya-Gempol, Senin petang (27/5), pengelola jalan tol telah mempersiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi peningkatan arus di ruas baru jalan tol itu.

Baca Juga

Salah satunya mengantisipasi lokasi rawan kepadatan saat puncak arus mudik dan arus balik, yakni, Gerbang Tol (GT) Madiun, GT Nganjuk, TI 626 A, TI 626 B, TI 597 A, TI 597 B serta TI 640 A/B fungsional.

Untuk itu, pihaknya menghentikan pekerjaan proyek mulai H-10 hingga H+10, larangan truk nonsembako, percepatan penanganan gangguan dengan menempatkan petugas di lokasi rawan kepadatan serta percepatan distribusi informasi. Selanjutnya, penyediaan call center JNK (0811 337 3301) untuk pertolongan, pengaduan dan informasi. Sosialisasi imbauan keselamatan berkendara di jalan tol melalui pemasangan rambu imbauan (batas kecepatan dan lokasi rest area), spanduk, VMS serta leaflet.

Selain itu juga posko kesehatan yang dilengkapi petugas kesehatan, ambulans serta rescue. Layanan mencakup pula penjualan kartu transaksi nontunai serta penyediaan loket-loket top up.

Di ruas Ngawi-Kertosono terdapat enam tempat istirahat, dengan penambahan toilet permanen maupun toilet kontener, masjid, SPBU, bengkel serta CCTV. Dia berharap pemudik juga mempersiapkan diri secara baik dan disiplin. Selain kesehatan fisik pengendara juga kesiapan kendaraan.

''Hal-hal sepele biasanya terlupakan dan mengganggu perjalanan. Misalnya tidak punya kartu transaksi nontunai untuk tol, kalaupun punya kartu, saldonya nggak cukup," katanya.

Hal-hal seperti itu harus diantisipasi agar tidak mengganggu perjalanan. Hal senada juga disampaikan GM Jasa Marga Surabaya-Gempol Bagus Cahaya AB dan Ervan yang mewakili Dirut Jada Marga Surabaya-Mojokerto. Sedangkan menyangkut keselamatan, Bagus mengemukakan, faktor keselamatan umumnya dipengaruhi pengemudi dan kendaraan (ban dan rem).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement