REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali diterjunkan di kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kali ini mereka ditempatkan di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Tawangargo menjadi satu di antara 1.000 desa yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dalam program “1000 Desa Organik” berbasis wisata dengan sebutan Desa Jakowi. Sebutan ini berdasarkan produk unggulannya yakni tanaman jagung, kol dan sawi (Jakowi).
Kondisi Geografis Desa Tawangargo terletak pada posisi 7° 53' 35' Lintang Selatan dan 112° 53' 41' Bujur Timur. Desa ini berada di daratan tinggi sekitar 700 meter sampai 1000 meter di atas permukaan air laut. Selain itu, memiliki intensitas curah hujan tinggi sehingga membuatnya sangat cocok untuk pertanian dan perkebunan.
Melihat potensi ini, Kelompok 148 KKN UMM turut meresponnya dengan membuat rencana pengelolaan wisata edukasi berbasis pertanian. Aksi ini dimulai dengan mengadakan pertemuan khusus. Salah satunya, melalui kepala desa dan elemen masyarakat setempat untuk membahas program terkait.
Koordinator Desa (Kordes) Iwan Pujantoko memaparkan, rencana perubahan skema lahan wisata telah digambarkan pada layout denah pariwisata. Hal ini meliputi pembangunan tempat parkir, rest area, spot foto, lahan pertanian organik dan taman bunga. Lalu pembuatan petunjuk arah serta perbaikan jalur menuju kawasan wisata.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak pemerintah desa telah sepakat kerjasama dengan mahasiswa KKN 148 UMM. Menurut Iwan, tempat wisatanya telah tersedia hanya butuh beberapa pengembangan. Nantinya, masyarakat sekitar dan kelompok tani Tawangargo akan ikut terlibat dalam pelaksanaannya.
Dari ketiga tanaman ada, kata Iwan, Desa Jokowi ini memiliki potensi yang menarik dalam pengembangan olahan-olahan yang berbasis jagung seperti jus jagung, “Sejak beberapa tahun belakangan ini baru ada, tetapi masih terkendala masalah kemasan,” ucap mahasiswa Pendidikan Biologi ini.
Dengan adanya pengembangan desa wisata di Tawangargo, Iwa berharap, mampu menambah daya tarik wisatawan dari Malang Raya maupun luar daerah. Selain itu, dapat menjadi sumber penghasilan utama masyarakat. "Sehingga mendorong perbaikan roda perekonomian warga serta pendapatan desa,” kata Iwan melalui pesan resmi yang diterima Republika.