Ahad 26 May 2019 06:33 WIB

254 Jadi Korban Keracunan Makanan di Kapuas

Pasien keracunan makanan bisa ditangani dengan baik.

Ilustrasi Sakit Perut
Foto: Mgrol100
Ilustrasi Sakit Perut

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA KAPUAS -- Korban keracunan makanan massal yang terjadi di Desa Narahan Kecamatan Pulau Petak Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, yang ditangani Rumah Sakit Umum Daerah dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas bertambah jadi 254 orang.

"Saat ini pasien Kejadian Luar Biasa (KLB) yang masuk ke rumah sakit tertangani ada sebanyak 254 orang, terdiri dari anak-anak sebanyak 93 orang dan orang dewasa sebanyak 161 orang. Berdasarkan rekam medis kita sekitar Sabtu (25/5) pukul 12.24 WIB, total pasien yang masuk terdiri dari laki-laki 128 dan perempuan sebanyak 126 orang," kata Dirut RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas dr Agus Waluyo, di Kuala Kapuas, Sabtu (25/5).

Baca Juga

Untuk menangani ratusan penderita keracunan makanan ini, RSUD setempat menerjunkan 12 dokter untuk menangani korban keracunan massal di Desa Narahan yang terjadi pada Kamis (23/5) malam. Pasien yang sudah mulai membaik, diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.

"Hingga sampai saat ini tim dokter yang menangani pasien keracunan massal masih terus berupaya menangani dan memantau kesehatan para pasien," ucap Agus.

Dari sejak Jumat hingga malam dan Sabtu pagi tadi, semua pasien sudah dievakuasi ke rumah sakit dan bisa ditangani. "Diharapkan Ahad semua bisa dipulangkan," ujarnya.

Salah satu warga Desa Narahan yang juga menjadi korban keracunan massal, Aspul, mengaku, kondisi tubuhnya telah berangsur-angsur baik dan telah mampu berdiri dari sebelumnya kondisinya lemas. Aspul menceritakan, kejadian ini bermula saat dirinya bersama warga menghadiri acara buka puasa bersama di masjid setempat yang dihadiri Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat beserta jajaranya.

"Untuk makanan berbuka yang kita makan saat itu, hanya kurma, air mineral, dan nasi bungkus yang didalamnya berisi masakan telur sambal merah," katanya.

Setelah itu, pada saat bangun sahur, timbul rasa sakit di perut, pusing di kepala, dan muntah-muntah dengan disertai buang air besar (BAB). "Itu terus-menerus, hingga kondisi tubuh saya lemas tak berdaya lagi. Saya kira hanya saya sendiri, ternyata semua warga di Handel Aya juga sama," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement