Sabtu 25 May 2019 22:58 WIB

Saat Keluar Rumah, Harun tak Membawa Identitas Apapun

Keluarga meminta meninggalnya Harun tak dikaitkan dengan video pengeroyokan.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Muhammad Hafil
Kondisi rumah duka korban kekerasan 22 Mei, Muhammad Harun Al Rasyid di RT 09/RW 10 Nomor 81, Duri Kepa, Jakarta Barat, Sabtu, (25/5).
Foto: Nugroho Habibi/Republika.co.id
Kondisi rumah duka korban kekerasan 22 Mei, Muhammad Harun Al Rasyid di RT 09/RW 10 Nomor 81, Duri Kepa, Jakarta Barat, Sabtu, (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Harun Al Rasyid, remaja berusia 15 tahun diduga menjadi korban akibat kericuhan 22 Mei. Harun dikebumikan di TPU (Tempat Pemakaman Umum) di Duri Kepa Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (24/5).

"Ba'da Jumat di kebumikan di sini. Jasad sudah dalam kondisi rapi dan siap dimakamkan," ujar Nurma, tetangga dekat korban saat ditemui Republika.co.id di RT 09/RW 10 Nomor 81, Duri Kepa, Jakarta Barat, Sabtu, (25/5).

Baca Juga

Dia menjelaskan, sekitar Kamis malam pukul 21.45, terdapat relawan yang mendatangi rumah korban untuk meminta data Harun. Ayah Harun, Didin Wahyudin, kata Nurma, sempat ragu bahwa korban adalah Harun. Akan tetapi, saat dilakukan pencocokan data ternyata anak itu seperti ciri-ciri yang dimiliki Harun.

"Anak itu, memang tidak membawa identitas apapun, saat keluar. Apalagi tidak pamit," ujarnya.

Menurut Nurma,  Harun sempat dilarikan ke RS Dharmais,  Palmerah, Jakarta Barat sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Pihak keluarga sempat merahasiakan kejadian tersebut kepada ibu Harun.

"Ibu dan kakak Harun kita bohongin, agar tidak sedih. Karena dia sudah tidak pulang pada hari Rabu. Ayahnya terus mencari," ujarnya.

Namun, hujan tangis akhirnya pecah saat kedatangan jasad Harun. Selain kedua orang tuanya, Kakak Harun, Anisa menjadi orang yang paling terpukul.

Nurma mengatakan, Anisa terus-menerus mengatakan 'itu adik disakiti'. Apalagi, saat ditanya untuk menceritakan tentang Harun kepada sejumlah awak media.

"Banyak media yang datang. Saat diminta menceritakan tentang Harun, pasti kata-kata itu yang disampaikan," ujarnya.

Dia meminta vidio yang beredar di sosial media terkait pengeroyokan di dekat kompleks Masjid Al Huda, Kampung Bali, Tanah Abang untuk tidak dikatkan dengan Harun. Sebab, Vidio tersebut bukanlah Harun.

Hal itu, kata Nurma hanya membuat keluarga semakin sedih karena vidio tersebut dinilai sangat tragis. "Tolong jangan dikaitkan dengan vidio itu. Kabar itu semakin memperburuk situasi. Keluarga menjadi semakin sedih," ujarnya.

Untuk diketahui, vidio penganiayaan seorang remaja yang diduga dilakukan polisi di dekat kompleks Masjid Al Huda, menjadi viral di media sosial dan dibagikan melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Jumat, 24 Mei 2019.

Akun Mustofa Nahrawardaya, sempat menyebut nama remaja yang dipukuli itu adalah Harun, warga Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

“Innalillahi-wainnailaihi-raajiuun. Sy dikabari, anak bernama Harun (15) warga Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat yg disiksa oknum di Komplek Masjid Al Huda ini, Syahid hari ini. Semoga Almarhum ditempatkan di tempat yg terbaik disisi Allah SWT, Amiiiin YRA,”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement