Jumat 24 May 2019 10:35 WIB

Dokter Ungkap Kondisi Korban 22 Mei dalam Perawatan RS Pelni

Korban kericuhan 22 Mei yang dirawat RS Pelni alami luka berat dan sedang.

Polisi merapatkan barisan dalam aksi saling serang dengan pendemo di sekitar kantor Bawaslu, Rabu (22/5) dini hari.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Polisi merapatkan barisan dalam aksi saling serang dengan pendemo di sekitar kantor Bawaslu, Rabu (22/5) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat, sudah tidak kedatangan tambahan pasien korban kericuhan demonstrasi 22 Mei sejak Kamis (23/5). Berdasarkan laporan pada Jumat (24/5) pagi, korban tambahan tak lagi ada.

"Sejak Kamis kemarin sampai pagi ini kami belum ada tambahan pasien," kata Direktur Rumah Sakit Pelni Jakarta dr. Dewi Fankhuningdyah saat ditemui di ruang kerjanya.

Baca Juga

Pada kericuhan 22 Mei, RS Pelni menerima 82 pasien korban kericuhan, dua orang di antaranya meninggal dunia. Sebagian besar pasien telah dipulangkan pada hari itu juga.

Dewi menyebutkan, saat ini total ada 11 pasien korban kericuhan 22 Mei yang masih menjalani perawatan dan observasi medis di RS Pelni. Menurut Dewi, pasien yang masih menjalani perawatan tersebut mengalami luka dengan kategori berat sebanyak lima orang dan sedang sebanyak enam orang.

"Luka berat berarti pasien membutuhkan tindakan medis operasi besar, sedangkan luka sedang cukup dengan observasi," kata Dewi yang enggan menyebutkan secara speisifik luka yang dimaksud.

Terkait dengan keluarga, Dewi menyebutkan sebanyak 10 pasien telah didatangi oleh pihak keluarganya. Hanya satu pasien atas nama Misan (37), warga kampung Cinyosog RT 01 RW 02, Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Bekasi yang belum ditengok keluarganya.

Dewi mengatakan, pasien korban 22 Mei masih akan dirawat sesuai dengan kondisi medis yang dialaminya. Kemungkinan mereka baru bisa kembali ke rumah antara tiga sampai tujuh hari ke depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement