Jumat 24 May 2019 00:41 WIB

Give Back Sale, Inisiatif untuk Perempuan Korban Kekerasan

Dana dari penjualan barang Give Back Sale ditujukan untuk perempuan korban kekerasan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Barang yang sudah tidak terpakai selalu bisa dijual kembali di pasar preloved.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Barang yang sudah tidak terpakai selalu bisa dijual kembali di pasar preloved.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekerasan terhadap perempuan bukannya makin berkurang, tetapi justru meningkat setiap tahunnya. Komisioner Komnas Perempuan Magdalena Sitorus mengatakan, negara belum mendukung sepenuhnya korban-korban tersebut.

"Korban butuh dukungan psikis, hukum, sosial, keluarga dan media, dan yang sering luput dari perhatian ialah dukungan dana," kata Magdalena dalam acara Give Back Sale di Ke:Kini, Jakarta, Kamis (23/5).

Dalam rangka mengumpulkan dana tersebut, Komnas Perempuan bekerjasama dengan Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) dan Blibli.com menggelar Give Back Sale, sebuah acara galang dana melalui penjualan barang-barang pre-loved yang telah diselenggarakan sejak 2016. Inisiatif tersebut digelar sejak Rabu (22/5) dan akan berakhir pada Jumat (24/5) di Ke:Kini, Jl. Cikini Raya 45, Jakarta Pusat.

Dana hasil penjualan barang-barang ini akan digunakan untuk mendukung para perempuan korban kekerasan dan Women's Crisis Center di Indonesia melalui program Pundi Perempuan yang dikelola oleh IKa.

Magda mengatakan, memang ada kemajuan yang dilihatnya, baik dari segi inisiatif individu, kelompok, korporasi yang peduli isu sosial, termasuk kekerasan terhadap perempuan. Selain melalui penjualan barang pre-loved seperti ini, ada pula program 16 hari anti kekerasan yang biasanya digelar dari 25 November. Akan tetapi di luar tanggal itu, orang justru semakin banyak yang berinisiatif.

"Misalnya ada yang menyumbang hasil penjualan bukunya, melelang barangnya, padahal bukan dalam konteks acara yang kami gelar, maka bagi saya itu kemajuan tapi memang harus terus digulirkan kampanye ini," jelasnya.

Dana yang terkumpul tentunya diberikan kepada pihak yang lolos persyaratan dan akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Hanya saja, IKa dan Komnas Perempuan lebih menyasar kelompok yang cenderung belum mapan.

Di sinilah kelompok-kelompok tersebut sebenarnya mendapar pengetahuan baru, seperti tentang laporan keuangan dan lainnya. Setiap tahunnya, ada kurang lebih enam kelompok yang bisa mendapatkan bantuan. Data-data lengkap kelompok dan penyaluran dana itu pun bisa diakses di laman IKa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement