Kamis 23 May 2019 10:04 WIB

Aksi 22 Mei tak Dibenarkan dari Sisi Mana Pun

Kerusuhan dinilai upaya merusak kepercayaan publik terhadap lembaga negara.

Red: EH Ismail
Polisi mengamankan dua orang yang diduga sebagai provokator saat terjadinya kerusuhan di atas jalan layang Slipi Jaya, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Polisi mengamankan dua orang yang diduga sebagai provokator saat terjadinya kerusuhan di atas jalan layang Slipi Jaya, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Jokowi (Rejo) menilai situasi 22 Mei 2019 jelas tak dapat dibenarkan dari sisi manapun. Targetnya menurut Rejo adalah merusak kepercayaan publik terhadap lembaga negara sehingga memantik amarah mereka untuk menggulingkan kekuasaan.

“Ini adalah upaya yang sangat tercela. Cara kotor seperti ini hanya akan membuat negeri ini mundur seratus tahun ke belakang,” ujar Ketua Umum Rejo Darmizal dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (23/5).

Perkembangan jalannya protes kepada KPU dan Bawaslu menunjukkan kecenderungan untuk rusuh dan anarkis. Sudah banyak kendaraan dan barang dirusak atau dibakar. Bahkan korban jiwa.

Pemilu 2019 yang berbiaya besar kini dicemari oleh perilaku pihak yang tak dewasa. Tidak hanya mengklaim menang tanpa data memadai, oknum ini terus mendelegitimasi lembaga-lembaga negara produk UU yang telah ditetapkan sebagai pelaksana Pemilu, seperti KPU dan Bawaslu, bahkan Kepolisian, hingga MK. Secara terang-terangan mereka menyatakan menolak lembaga konstitusi tersebut, bahkan memprovokasi para pendukung agar mengambil aksi jalanan.

Ulah oknum tersebut, tidak hanya noda bagi demokrasi Indonesia, tapi juga membahayakan keberlangsungan demokrasi dan pembangunan nasional NKRI yang dengan susah payah dirawat sejak reformasi 98.

“Oleh karena itu, kami segenap Akademisi, Purnawirawan, Pengusaha, Profesional, Ulama dan Habaib yang tergabung dalam Relawan Jokowi mengecam aksi tersebut,” ujar Darmizal.

Pihaknya mendukung aparat keamanan Polri dan TNI menegakkan ketertiban umum di seluruh wilayah NKRI, khususnya Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Juga mendorong  sepenuhnya agar pasangan capres-cawapres 02 Prabowo-Sandi untuk bertindak dewasa dengan melakukan gugatan hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi. Sekaligus mengajak para pendukungnya untuk menciptakan suasana damai dan kondusif.

“Harus ada yang bertanggung jawab atas kerusuhan ini, apakah oknum elite partai ataupun pihak ketiga yang menyusup, untuk diseret ke pengadilan agar menjadi pelajaran bagi pihak lain yang berniat merusak kerukunan masyarakat Indonesia,” ujar Darmizal.

Siapa pun yang diduga terlibat dalam insiden ini harus menjalani proses hukum. Kalangan elite atau pun bukan elite tetap harus ditindak apabila terindikasi terlibat dalam insiden ini. Mereka harus dibawa ke pengadilan untuk pembuktian hingga vonis.

Sekretaris Jenderal Rejo Ferrari Roemawi menjelaskan masyarakat Indonesia dikenal santun dan siap berdemokrasi. Mereka memahami bahwa perbedaan politik adalah hal biasa. Hal itu tidak menjadi alasan bagi mereka untuk bermusuhan.

“Tetap semuanya pada bingkai persatuan. Nah yang rusuh kemarin itu adalah bagian kecil yang tak siap berdemokrasi di negeri ini. Tentu mereka harus dibina lebih lanjut agar memahami bagaimana berbangsa dan menjadi warga negara yang baik,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement