REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wajah yang sudah keriput dan badan yang tidak tegap lagi tak menghalangi Roisah nenek berusia 85 tahun ikut aksi 22 Mei. Nenek asal Tegal, Jawa Tengah dan berdomisili di Tangerang itu dengan semangat ikut menolak pemilihan umum (Pemilu) yang dianggapnya curang.
"Saya Roisah, usianya 80 tahun," ujarnya saat ditanya di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu (22/2).
Roisah datang mengenakan kemeja batik motif bunga-bunga warna merah. Dilehernya terlilit syal warna biru dan kerudung coklat ditutupi topi putih bertuliskan kalimat Tauhid. Ia datang bersama rekannya yang lebih muda dari arah Menteng. Sesekali demonstran lainnya meminta berswa poto dan memintanya untuk berhati-hati.
Hingga saat ini demonstran masih memadati kawasan kantor Bawaslu baik di Jalan MH Thamrin maupun KH Wahid Hasyim. Beberapa orator dari para demonstran masih mengeluarkan orasi-orasinya. Bahkan menjelang sore hari, para demonstran yang di dominasi pendukung calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno terus mengalir dari berbagai penjuru.
"Kita adalah putra bangsa kita harus berdaulat di tanah kita sendiri. Kita harus tolak hasil pemilu yang curang" teriak salah satu orator dari atas mobil komando.
Sementara itu, dengan adanya unjuk rasa 22 Mei sejumlah perkantoran dan pertokoan memilih untuk tutup. Misalnya, Rumah makan cepat saji McDonald's yang berada di komplek mal Sarinah tutup dari pagi hari. Mal berlokasi persis di seberang Bawaslu itu dijadikan untuk berteduh para demonstran juga para awak media.