Rabu 22 May 2019 17:29 WIB

Korban Kerusuhan Kena Peluru Karet Dirawat di RSUD Tarakan

Ada korban tertembak justru mengeluarkan sendiri peluru karet dari tubuhnya.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Korban Kerusuhan di Rawat di RSUD Tarakan. Sejumlah keluarga korban menunggu di depan kamar jenazah RSUD Tarakan,Jakarta Pusat, Selasa (22/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Korban Kerusuhan di Rawat di RSUD Tarakan. Sejumlah keluarga korban menunggu di depan kamar jenazah RSUD Tarakan,Jakarta Pusat, Selasa (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RSUD Tarakan menangani sekitar 120 korban kerusuhan di Jakarta sebagai buntut unjuk rasa pada Rabu (22/5). RSUD Tarakan mengonfirmasi adanya korban yang mengalami luka akibat terkena tembakan peluru karet.

Humas RSUD Tarakan Jakarta dr Reggy S Sobari belum bisa memerinci berapa banyak korban yang terkena peluru karet. Namun, bentuk lukanya bermacam-macam. Ada yang tertembus atau hanya tergores saja. "Ada beberapa (kena peluru karet--Red). Ada yang cuma pinggirnya, lalu yang pulang juga sudah banyak," katanya kepada wartawan di lokasi.

Baca Juga

Sebagian korban tertembak justru ada yang mengeluarkan sendiri peluru karet dari tubuhnya. Mereka lalu membawa pulang peluru tersebut. "Dari pasien ada yang mengeluarkan sendiri peluru karet, dibawa pulang. Ada pasien seperti itu," ucapnya.

Reggy mengalkulasi, mayoritas korban terluka karena terkena gas air mata. Tetapi proses penyembuhan hanya berjalan sebentar. Korban sudah diizinkan pulang.

"Banyaknya yang kena gas air mata, ya, makanya banyak yang pakai odol. Mereka perih, langsung dalam waktu sejam-dua jam pulang," ujarnya.

Di sisi lain, untuk kedua korban yang meninggal dunia, ia enggan memastikan penyebabnya karena terkena peluru karet. Ia berdalih keluarga korban menolak dilakukan autopsi. "Saya enggak bisa bilang itu, ya, karena enggak sempat diautopsi. Harusnya kan autopsi," dalihnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement