REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), mungkin menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki perkebunan kelapa. Tapi kelapa yang dikembangkan peneliti di UMP ini, bukan kelapa biasa. Melainkan kelapa kopyor yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibanding kelapa biasa.
Panen kelapa kopyor ini, dilakukan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Dr Muhammad Dimyati, di Science Techno Park UMP, Rabu (22/5). ''Bibit kelapa kopyor yang merupakan temuan dari dosen UMP ini bisa memberikan manfaat untuk bangsa Indonesia,'' katanya.
Dia berharap, kepala kopyor ini bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan industri dan warga yang kelapa kopyor sebagai makanan konsumsi. ''Kelapa kopyor tentunya tidak hanya bermanfaatkan untuk makanan saja, tetapi bisa untuk kosmetik dan sebagainya,'' katanya.
Kelapa kopyor yang kini dikembangkan UMP, merupakan temuan Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Biologi S1 UMP, Sisunandar. Saat ini, dia telah berhasil mengembangkan klapa kopyor hibrida melalui sistem pengembang-biakkan kultur jaringan.
Menurutnya, penelitian mengenai pengembangan kelapa kopyor sebenarnya mulai ditekuni sejak tahun 2008 dalam desertasinya di Australia. ''Penelitian kelapa sebenarnya sudah saya mulai sejak tahun 2004. Baru pada pada 2008, saya mulai menelitian kelapa kopyor, dan baru berhasil tahun 2012,'' kata Sisunandar.
Dia mengaku tertarik mengembangkan kelapa kopyor, karena merupakan salah satu plasma nutfah unggul yang bernilai ekonomi tinggi. Dengan pengembangan bibit kepala kopyor, diharapkan kesejahteraan petani juga semakin meningkat.
Sisunandar menyatakan, selama ini kelapa kopyor alami hanya satu dua buah di satu pohon kelapa. Bahkan dalam satu pohon, belum tentu ada yang kopyor. Namun pohon kelapa yang dikembangkan Sisunandar, mampu menghasilkan kelapa yang seluruhnya kopyor.l
Namun dia menyebutkan, pembenihan klapa kopyor tidak dapat dilakukan secara alami. Melainkan harus dengan menggunakan metode kultur jaringan. '''Karena itu, bibit kelapa kopyor hanya ada di UMP karena tidak bisa dikembang-biakkan secara alami,'' katanya.