REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik menilai melejitnya jumlah suara yang diperoleh Partai Nasional Demokrat (Nasdem) adalah konsistensi partai tersebut dalam mendukung capres petahana Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden. Pada Pemilu 2019, Nasdem menduduki peringkat kelima setelah Pemilu 2014 hanya berada pada posisi delapan.
Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito, mengatakan, faktor yang paling memengaruhi perolehan suara, yakni kepandaian Nasdem dalam mengkapitalisasi Jokowi sebagai capres. "Dia melekat dalam pencalonan Jokowi itu lebih dulu dibandingkan partai-partai yang lain. Dia pencalonan terhadap Jokowi kan sudah lama lebih duluan, dan itu dikapitaslisasi. Itu membuat partainya terdongkrak," kata Arie, pada Republika.co.id, Selasa (21/5).
Ia menambahkan alasan kedua yang membuat Nasdem melejit karena memiliki instrumen media yang digunakan untuk kampanye. Penggunaan instrumen media tersebut pun sudah lama dilakukan oleh Nasdem sehingga saat ini memiliki dampak naiknya jumlah pemilih.
Nasdem, kata Arie, juga mengikutkan anak muda dalam untuk menjadi caleg. Ia juga tidak memungkiri adanya caleg artis mempengaruhi elektabilitas Nasdem, tetapi pengaruhnya tidak sebesar faktor-faktor yang lainnya.
"Nasdem juga mengikutikan anak muda yang selama ini berperan menjadi motor bagi perluasan daya jangkau. Saya kira tiga faktor itu yang menjelaskan kenapa peringkat mereka naik," kata dia.
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan Nasdem adalah partai yang paling sering menggunakan Jokowi sebagai ikon politik mereka. Adi mengatakan, banyak baliho caleg Nasdem yang menggunakan foto Jokowi dan Surya Paloh.
Ia berpendapat hal tersebut semakin meningkatkan elektabilitas partai tersebut. Pada akhirnya, coat-tail effect atau efek ekor jas Jokowi paling banyak didapatkan oleh Nasdem.
"Coat-tail effect Jokowi itu lebih banyak di Nasdem ketimbang PDIP. Bahkan, PDIP naiknya enggak signifikan, kan. Inilah buah konsistensi Nasdem yang sejak awal mengampanyekan Jokowi," kata Adi.
Adi menambahkan faktor lain yang meningkatkan suara Nasdem, yakni adanya caleg yang sebelumnya duduk di pemerintahan. Tidak sedikit caleg Nasdem yang sebelumnya adalah wali kota, bupati, dan gubernur. Caleg-caleg inilah, menurut Adi, membantu mendongkrak suara Nasdem.
Adi mengatakan, alasan ketiga adalah isu yang diusung, yakni politik tanpa mahar. "Ada positioning politik yang menurut saya bagus, yang awalnya dikritik dan agak diabaikan, tapi secara perlahan politik tanpa mahar ini sering didiskusikan," kata dia.