Senin 20 May 2019 19:04 WIB

Yogyakarta Maksimalkan Program Entaskan Kemiskinan

Per tahunnya ditargetkan angka kemiskinan turun sebesar 0,7 persen.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, memberikan penghargaan kepada RW-RW bebas asap rokok.
Foto: Dok Istimewa
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, memberikan penghargaan kepada RW-RW bebas asap rokok.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus berupaya menurunkan angka kemiskinan. Bahkan, penurunannya melampaui target yang ditetapkan yakni berada di angka 6,9 persen pada 2018. 

Padahal, penurunan kemiskinan ditargetkan sebesar tujuh persen di tahun 2022. Namun, di 2018 target tersebut sudah terlampaui. 

"Pada 2022 ditarget tujuh persen penurunannya. Sekarang baru tahun kedua kita sudah 6,9 persen. Artinya sudah melampaui target yang lima tahun," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi saat ditemui di ruangannya, Senin (20/2). 

Heroe mengatakan, per tahunnya ditargetkan angka kemiskinan turun sebesar 0,7 persen. Sehingga, pada 2022 nanti angka kemiskinan berada di bawah enam persen.  Dalam mewujudkan hal ini, tentunya berbagai program pengentasan kemiskinan dijalankan. Mulai dari Program Duit Kampung dan Gandeng Gendong. 

Program Duit Kampung ini merupakan dana yang dilokasikan untuk kelurahan dengan tujuan pembangunan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sekitar Rp 57 miliar per tahunnya dana yang dialokasikan untuk program ini. 

"Rata-rata per kelurahan (memperoleh) Rp 1,3 miliar sampai Rp 1,4 miliar. Ini yang dipakai untuk menyelesaikan persoalan di kelurahan dan meningkatkan pendapatan masyarakat dan memajukan kelurahan," ujarnya. 

Sementara, Program Gandeng Gendong merupakan pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya memaksimalkan peran Pemkot. Namun, juga memaksimalkan peran kampung, komunitas, korporasi dan perguruan tinggi.  "Mereka ini kita ajak bersatu. Jadi nanti kita integrasikan kegitan CSR, kampus dan kegiatan pemerintah. Ini nanti bersinergi bersama komunitas dan masyarakat," ujar Heroe. 

Saat ini masih ada sekitar 17 ribu kepala keluarga (kk) yang masih berada dalam garis kemiskinan di Kota Yogyakarta. Jumlah ini sekitar 55.094 jiwa.  Kantong-kantong kemiskinan di Kota Yogyakarta sendiri ada di wilayah bantaran sungai. Yang mana tersebar di antaranya di Sungai Winongo, Sungai Code dan Kali Gajah Wong. 

Saat ini sudah ada sekitar 80 kelompok masyarakat yang sudah bergabung dalam Program Gandeng Gendong. Mereka diberi pelatihan untuk meningkatkan perekonomian.  Bahkan, mereka juga berkontribusi dalam mengusulkan berbagai program yang kaan dijalankan pemerintah. Diharapkan ada kesesuaian antara program yang dijalankan dengan yang pelatihan yang dibutuhkan masyarakat. 

"Sekarang ada sekitar 80 an kelompok. Misalkan satu kelompok ada sepuluh orang, kan sudah lumayan untuk pemberdayaan dan pertumbuhan ekonomi," jelas Kepala Bidang Bidang Sosial Bappeda Kota Yogyakarta, Sumitro. 

Sumitro mengatakan, pada 2022 nanti penurunan angka kemiskina ditargetkan di angka 5,45 persen. Angka ini disesuaikan dengan target yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DIY. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement