Ahad 19 May 2019 13:05 WIB

Warga Bandung Diminta tak Bangun Rumah di Sepadan Sungai

Longsor terjadi pada Sabtu (18/5) pagi itu menewaskan satu orang warga Bandung.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Endro Yuwanto
Warga mengamati longsor disebuah tebing sepadan sungai yang terjadi di RT 5 RW 8 Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Ahad (19/5).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Warga mengamati longsor disebuah tebing sepadan sungai yang terjadi di RT 5 RW 8 Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Ahad (19/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Longsor terjadi di RT 5, RW 8, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung. Longsor yang terjadi pada Sabtu (18/5) pagi itu, menewaskan satu orang.

Wali Kota Bandung Oded M Danial pun meninjau lokasi kejadian pada Ahad (19/5). Di sela-sela peninjauannya, Oded meminta warga tak ada lagi yang membangun rumah di sepadan sungai atau saluran air. Hal ini dikarenakan kondisinya yang dapat membahayakan.

"Sesungguhnya kalau aturan bangunan masyarakat itu tidak boleh langsung ada di pinggir sungai. Harus ada di sepadan sungai mininal enam meter. Mudah-mudahan ke depan ini jadi pelajaran masyarakat agar tidak lagi membangun bangunan rumah yang langsung nempel ke sungai," kata Oded.

Oded mengatakan, memang masih banyak warga yang nekat membangun rumah berbatasan langsung dengan sungai. Padahal, kondisi ini sangat membahayakan karena air yang mengalir dapat mengikis tanah di bibir sungai sehingga rawan terjadi longsor.

Menurut Oded, longsor yang terjadi menjadi sebuah peringatan bagi warga Kota Bandung agar lebih hati-hati jika tinggal di dekat aliran sungai. Ia menegaskan, bagi masyarakat atau pun pengembang yang membangun di pinggir sungai untuk mengikuti aturan yang berlaku.

Pada kesempatan itu, Oded juga menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Syamsudin (69 tahun) pada peristiwa longsor tersebut. Ia pun memastikan, Pemkot Bandung memberikan bantuan kepada keluarga korban berupa alat rumah tangga, sembako, dan uang santunan. "Bantuan kemarin sudah ada Pak Camat. Ada delapan jenis. Bantuan sosial ada dari pemkot dan yang terutama mudah-mudahan ini menjadi pelajaran buat kita," ujarnya.

Camat Cidadap, Yasa Hanafiah mengatakan, bantuan sudah diberikan kepada keluarga korban. Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pada korban. "Kami sudah berikan bantuan seperti uang, barang, dan sembako. Kalau kerugian sekitar Rp 100 juta. Mungkin akan ada bantuan dari kelurahan untuk renovasi rumah. Bahkan masyarakat sekitar pun akan membantu," ujarnya.

Sementara itu, Lilis (40) anak korban menyampaikan, peristiwa longsor terjadi pada Sabtu (18/5) sekitar pukul 07.30 WIB. Ketika itu, ayahnya, Syamsudin sedang tidur. Sedangkan sang ibu, Tuanti (62), sedang bekerja. "Jadi tidak ada hujan, tiba tiba bangunan roboh dan bapak tertimpa bangunan beton," ujarnya.

Ayah Lilis pun menjadi korban jiwa karena tidak bisa menyelamatkan diri. Korban jatuh ke saluran air yang berada tepat di samping rumah. Warga sekitar pun membantu mencari korban yang tertimbun material longsor. Saat ditemukan, korban sudah tidak bernyawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement