REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang Lebaran, produsen kue kering terus kebanjiran permintaan. Hal itu, terlihat pada dua produsen kue terbesar di Kota Bandung. J&C Cookies, permintaan kue keringnya meningkat 27 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu. Begitu juga, Ina Cookies naik 10 persen.
Menurut Pemilik J&C Cookies, Jodi Janitra, capaian tersebut ditunjang lonjakan permintaan ritel dan distributor. Sementara permintaan dari agen, relatif stabil dibandingkan Ramadhan tahun lalu. "Penjualan kami dilakukan melalui beberapa channel. Ada penjualan langsung kepada pembeli atau ritel, melalui agen, dan distributor," katanya.
Jodi menjelaskan, melonjaknya permintaan dari distributor, tidak terlepas dari penambahan titik-titik pemasaran baru di sejumlah daerah. Distributor baru J&C di antaranya ada di Bangka Belitung, Bekasi, Pekalongan, dan Purwakarta. "Sementara untuk pemasaran ritel ditunjang penambahan titik-titik pameran di sejumlah lokasi strategis," katanya.
Selain itu, kata dia, tahun ini pihaknya juga banyak melakukan sejunlah kolaborasi business to business (B2B), di antaranya dengan Upnormal. Melalui kerja sama tersebut, sejumlah varian kue kering J&C dipasarkan di gerai Upnormal Bandung dan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Hal serupa, terjadi dengan produsen kue Ina Cookies. Menurut pemilik Ina Cookies, Ina Wiyandini, permintaan kue keringnya meningkat 10 persen dibandingkan Ramadhan tahun lalu. Hal ini terjadi, karena dipicu kepopuleran produk terbarunya Putri Es Krim. Saat ini, produk baru tersebut menjadi salah satu best seller Ina Cookies.
"Secara umum daya beli masyarakat agak terpukul saat ini. Apalagi dengan tingginya harga-harga kebutuhan pokok," katanya.
Di atas kertas, kata dia, permintaan kue kering berpotensi terdampak pelemahan daya beli tersebut. Karena, kue kering bukan kebutuhan primer, tapi sekunder. "Dalam kondisi masyarakat seperti ini, kami membuat inovasi dengan mengawinkan es krim dengan kue kering. Alhamdulillah, respons pasar positif," katanya.
Walaupun, daya beli masyarakat tidak begitu baik. Tapi, permintaan kue kering tetap tinggi. Karena, keberadaan kue putri es krim yang mampu mendorong permintaan kue kering jenis lainnya. "Produk ini kami luncurkan dengan membidik segmen pasar anak-anak. Rasa dan penampilannya kami sesuaikan dengan karakteristik pasar sasaran," katanya.
Untuk menghasilkan produk tersebut, kata Ina, dia melakukan riset selama satu bulan. Kesulitannya terletak pada karakteristik es krim yang basah dan bertolak belakang dengan karakter kue kering. "Nah, saya harus membuat bagaimana es krim yang basah ini bisa menjadi kue yang kering tapi rasanya harus tetap kayak es krim," katanya.