REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) bersama-sama mencari penyelesaiaan masalah pengungsi yang terjadi di belahan dunia. Menurut JK, saat ini jumlah pengungsi terus bertambah karena adanya konflik di masing-masing wilayah.
"Ya bagaimana bersama-sama mengatasi pengungsi yang luar biasa sekarang ini baik di Asia juga di Eropa Timur Tengah dan negara-negara yang berkonflik. Bagaimana mengatasi hal tersebut," ujar JK usai pertemuan bilateral Pemerintah Indonesia dan Komisioner Tinggi UNHCR di Jenewa, Swiss, Kamis (16/5) hari ini.
JK juga menyingung masalah pengungsi Rohingya yang ada di Indonesia. Menurutnya, JK, Indonesia yang wilayahnya berdekatan dengan Myanmar menjadi salah satu negara penerima para pengungsi Rohingya.
Selain itu, Indonesia juga menerima pengungsi dari sejumlah negara yang wilayahnya tengah berkonflik. "Apa yang harus kita lakukan, harus bersama-sama. Juga di Indonesia kita kan banyak pengungsi dari Rohingya, lalu dari Afghanistan itu juga bagaimana mengatasinya, bagaimana negara penerima mengatasinya," kata JK.
Karena itu, JK menekankan perlunya kerjasama internasional untuk mengatasi masalah pengungsi yang tak kunjung selesai tersebut. Kendati demikian, kata JK, Indonesia memiliki kesiapan dan telah berpengalaman dalam menerima pengungsi dari negara lain.
"Ya kita punya pengalaman yang panjang menerima pengungsi itu sejak perang Vietnam, ratusan ribu orang yang kita proses di Pulau Galang, dan saya bilang kita siap sekali lagi asal kerjasama dengan internasional, jangan Indonesia sendiri," kata JK.
Hari ini JK bertemu dengan Komisioner Tinggi UNHCR Filippo Grandi di Kantor UNHCR, Jenewa, Swiss, usai menghadiri acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (UNDRR) di CICG, Jenewa. Turut mendampingi JK antara lain Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Puan Maharani, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir.