REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kali Bekasi akan dinormalisasi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyusun rencana untuk segera melakukan normalisasi terhadap Kali Bekasi.
Upaya ini diharapakan bisa mengembalikan daya tampung kali itu sehingga banjir bisa dihindari. Target lain yang ingin dicapai adalah mengurangi pencemaran kali tersebut.
Staf Khusus Kementerian PUPR Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali, mengatakan, pihaknya melakukan normalisasi karena kondisi Kali Bekasi yang semakin parah. Dinding kali sepanjang 15,5 kilometer itu, kata Firdaus, sudah banyak mengalami longsor. Selain itu pencemaran kali itu juga sudah semakin parah.
"Iya memang Kali Bekasi itu sudah tercemar, padahal itu merupakan sumber air bagi warga Kota dan Kabupaten Bekasi," kata Firdaus kepada Republika, Rabu (15/5).
Kali Bekasi menjadi sumber air baku Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bekasi. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, kondisi Kali Bekasi memang tercatat semakin memburuk sejak tahun 2016. Pemeriksaan laboratorium terhadap sembilan titik sampel Kali Bekasi pada tahun 2016 itu, didapati semuanya berstatus tercemar ringan.
Pada tahun 2017, didapati hanya satu titik yang tercemar ringan, delapan titik lainnya mulai berstatus tercemar sedang. Sedangkan pada tahun 2018, Kali Bekasi tidak lagi memenuhi standar baku mutu. 60 persen pencemaran itu karena limbah domestik.
Tak hanya untuk mengurangi pencemaran, kata Firdaus, upaya normalisasi juga diharapkan bisa mengatasi banjir yang kerap kali terjadi di Kota Bekasi. Terjangan banjir yang dalam dua bulan terakhir ini terjadi hingga tiga kali di Kota Bekasi memang karena meluapnya Kali Bekasi yang sudah tak bisa menampung debit air kiriman dari Kabupaten Bogor.
Seperti yang terjadi pada Sabtu (11/5), banjir dari luapan Kali Bekasi menerjang depalan titik pemukiman warga. Salah satunya di Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, yang lokasinya dekat dengan Bendungan Bekasi. Ketidakmapuan Kali Bekasi menampung volume air telah membuat tanggul sungai di RT tersebut hancur sepanjang 8 meter dan akibatnya puluhan rumah terendam air setinggi 150 sentimeter.
Maka dari itu, Firdaus meyakini, normalisasi akan membuat kali itu bisa berfungsi lagi seperti semula. Rencana pun telah disusun pihaknya lewat Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) sebagai penanggungjawab Kali Bekasi.
"Normalisasi akan kita fokuskan terlebih dahulu di Kota Bekasi dan juga Kabupaten Bogor karena disana titik yang paling urgen," kata dia. Kali Bekasi yang merupakan kali alam itu memang membentang di tiga wilayah berbeda, yakni, Hulunya di Kabupaten Bogor, lalu ke Kota Bekasi, dan hilirnya di Kabupaten Bekasi.
Firdaus menjelaskan, normalisi itu akan dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti pembangunan tanggul, pemasangan bronjong (batu-batu kecil yang disusun rapi dalam anyaman kawat baja), dan pemasangan turap di area yang dinding sungainya terlalu curam. "Beberapa titik yang sudah mengalami pendangkalan akan kita keruk juga nanti," ucap dia.