REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta akan menargetkan kenaikan penumpang dari sektor profesi yang membutuhkan mobilitas tinggi. Serta penumpang yang ingin memiliki moda transportasi alternatif untuk melewati kemacetan.
"Kami akan menargetkan pegawai dengan mobilitas tinggi seperti wartawan dan surveyor. Karena masih banyak yang menggunakan kendaraan dinas sekarang. Target customer sekarang sudah lebih spesifik ke profesi dan gaya hidup tertentu," ujar Corporate Secretary Muhammad Kamaluddin di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).
Penjaringan penumpang spesifik itu rencananya akan dilakukan dengan mengadakan acara-acara khusus bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar stasiun MRT. "Malam kan sepi, maka kita akan tambah kegiatan pada jam 7 malam hingga jam 12 malam. Kita bikin acara dengan kantor dan hotel sekitar. Supaya orang tersedot ke acara itu dan menggunakan MRT," katanya.
Penargetan penumpang itu merupakan bagian dari usaha PT MRT Jakarta untuk memenuhi target rata-rata 80 ribu penumpang per hari pada Mei. Target PT MRT adalah meningkatkannya hingga 100 ribu penumpang per hari sampai akhir tahun 2019.
"Target tetap sama dengan sebelumnya pada Mei rata-rata di atas 80 ribu penumpang. Untuk akhir tahun kami berusaha mencapai level 100 ribu penumpang. Kami harap tidak terjebak dengan zona nyaman meski saat ini penumpang sudah di atas 80 ribu," tegasnya.
Sebelumnnya MRT Jakarta memberlakukan tarif dengan diskon sebesar 50 persen sejak mulai beroperasi penuh pada Maret 2019. Namun, dimulai dari Senin (13/4), tarif normal sudah mulai diberlakukan untuk semua perjalanan memakai kereta Ratangga.