Senin 13 May 2019 15:43 WIB

Guru SD Dipastikan Bukan Perekam Video Ancam Jokowi

Guru SD di Sukabumi itu berharap ini menjadi pembelajaran agar netizen hati-hati.

Hoax. Ilustrasi
Foto: Indianatimes
Hoax. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Polres Sukabumi Kota melakukan upaya klarifikasi kepada seorang guru SD yang awalnya disebut warganet sebagai perekam video yang mengancam Jokowi. Hasilnya, guru tersebut bukanlah orang yang merekam dan menyebarkan video yang isinya mengancam dengan kalimat ‘penggal Jokowi’.

Guru yang sempat dikabarkan perekam video yang mengancam Jokowi di media sosial adalah Agnes Kusuma Handari (53 tahun). Agnes merupakan guru SDN Citamiang, Kota Sukabumi.

Baca Juga

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan, disinformasi ini bermula ketika video aksi di Jakarta pada Jumat (10/5) viral di media sosial. "Netizen menyangka atau mengira bahwa video tersebut direkam oleh seorang wanita asal Sukabumi," ujar dia kepada wartawan Senin (13/5).

Kemudian, Agnes mendatangi Mapolres Sukabumi Kota untuk memberikan klarifikasi terkait viralnya video tersebut pada Ahad (12/5) malam. Susatyo menerangkan, dari keterangan Agnes menyebutkan perekam video itu bukan dirinya.

Sebab, pada Jumat lalu, Agnes tetap mengajar dan bekerja di Sukabumi. Susatyo mengatakan, Agnes juga menyertakan barang bukti pada hari tersebut

Susatyo memberikan apresiasi kepada guru tersebut yang datang secara sukarela ke Mapolres Sukaumi Kota. Ke depan, ia meminta agar warganet tidak lagi menyebarkan berita yang belum tentu jelas kebenarannya.

"Jika ada informasi penting maka sampaikan kepada polisi bukan ke media sosial. Jika diunggah di media sosial akan merusak nama baik seseorang termasuk Agnes," kata dia.

Guru SDN Citamiang Agnes Kusuma Handari mengatakan, video viral yang beredar di media sosial dipastikan bukan direkam olehnya karena sama sekali berbeda. "Pada 10 Mei lalu saya mengajar di sekolah seperti biasa dan pulang pukul 14.00 WIB," kata dia.

Selepas pulang, Agnes mengatakan, ia berbelanja ke toko perabotan yang dibuktikan dengan struk pembelanjaan sehingga apa yang diperkirakan warganet tidak benar. Selama viralnya video tersebut, Agnes mengaku tidak ada yang mengancam hanya teman-temannya yang meminta klarifikasi.

"Saya hanya berdoa dan ini menjadi pembelajaran agar berhati-hati tidak mengeluarkan pernyataan tidak bertanggung jawab dan tidak melakukan aktivitas melanggar peraturan,’’ ungkap Agnes. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement