Ahad 12 May 2019 14:58 WIB

Wali Kota Solok Bantah Angka Stunting di Daerahnya Tinggi

Menurut Wali Kota Solok terjadi kesalahan data pada Dinas Kesehatan dan BKKBN.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
Upaya mencegah stunting (ilustrasi)
Foto: Kemenkominfo
Upaya mencegah stunting (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Wali Kota Solok Zul Elfian membantah kotanya termasuk daerah dengan catatan stunting atau kematian bayi karena kurang gizi tertinggi di Sumatera Barat (Sumbar). Menurut Elfian, terjadi kesalahan data pada Dinas Kesehatan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Sebenarnya kata Zul angka tertinggi stunting di Sumbar bukanlah Kota Solok. Tapi kesalahan data di Dinkes dan BKKBN terjadi karena memasukkan data Kabupaten Solok ke data Kota Solok.

Baca Juga

"Sebenarnya itu data Kabupaten Solok, namun masuk ke Kota Solok," kata Zul melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (12/5).

Zul menyebut informasi yang salah tersebut sudah diselesaikan. Pihak Pemkot Solok kata dia sudah menyurati instansi terkait. Sekarang kata dia data yang benar tentang kondisi masyarakat Kota Solok sudah dimasukkan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Saat pertemuan dengan Pemkot Solok di Masjid Syukur, Simpang Rumbio Kota Solok kemarin, Sabtu (11/5), Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan, pada 2018 daerah lain di Sumbar yang masih tinggi angka stuntingnya yakni Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut Wagub, persoalan stunting ini menjadi masalah bersama segenap pemerintah dari daerah sampai pusat.

"Ini tugas berat kita bersama menyelesaikan kasus stunting ini," ucap Nasrul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement