Sabtu 11 May 2019 12:45 WIB

Perang Dagang AS-Cina, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?

Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina memasuki babak baru.

Rep: Adinda Pryanka, Idealisa Masyrafina/ Red: Elba Damhuri
Donald Trump (kanan) bersama Xi Jinping (kiri)
Foto:
Presiden Donald Trump dan ibu negara Melania Trump berfoto bersama Presiden China Xi Jinping, dan ibu negara RRC Peng Liyuan berfoto di Kota Terlarang, Beijing, Rabu (8/11)

Mebel, produk pencahayaan, suku cadang mobil, penyedot debu dan bahan bangunan juga termasuk dalam daftar produk yang dikenakan biaya lebih tinggi. Chief Executive Consumer Techonology Association Gary Shapiro mengatakan, kenaikan tarif ini akan ditanggung oleh konsumen dan pengusaha AS, bukan Cina seperti yang diklaim Trump.

"Industri kita menyokong lebih dari 18 juta pekerjaan di AS, tapi menaikkan tarif akan menjadi bencana," ucapnya dalam sebuah pernyataan

Shapiro menjelaskan, tarif yang sudah diberlakukan sebelumnya telah menambah biaya produksi sektor teknologi AS sekitar 1 miliar dolar AS per bulan sejak Oktober. Hal ini berdampak pada hidup dan mati UKM dan perusahaan rintisan yang tidak menyanggupi tambahan biaya.

Para ekonom dan konsultan industri menjelaskan, dibutuhkan waktu tiga sampai empat bulan untuk konsumen AS merasakan efek kenaikan tarif. Namun, para peritel hanya memiliki sedikit pilihan, yakni menaikkan harga jual untuk menutup kenaikan biaya.

Para pengusaha industri AS menilai, keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menetapkan tarif impor terhadap produk Cina akan menimbulkan "konsekuensi mengerikan" bagi produsen peralatan di AS. Tidak hanya itu, petani AS juga berpotensi mengalami kondisi lebih buruk setelah selama ini "terpukul" dengan harga jual komoditas yang rendah.

Wakil Ketua Asosiasi Produsen Peralatan Kip Eideberg mengatakan, tarif yang diberlakukan Trump akan menurunkan ekspor dan menekan pendapatan untuk 400 ribu pekerjaan dalam industri manufaktur selama 10 tahun.

"Ini juga akan mengundang Cina untuk kembali membalas ke pebisnis, petani, komunitas, dan keluarga Amerika," tuturnya, dilansir Bloomberg, Jumat (10/5).

Asosiasi Produsen Peralatan merupakan kelompok yang mewakili 1.000 produsen pertanian, mesin konstruksi, dan pertambangan AS.

Eideberg mengatakan, para produsen peralatan sudah merasakan imbas. Harga komoditas di pasar internasional menurun, membuat pendapatan produsen ikut berkurang. Apabila nanti Cina melakukan pembalasan tarif atas ekspor pertanian AS, produsen harus semakin berjuang untuk bertahan hidup. n reuters ed: fitriyan zamzami

Ekspor RI Bisa Terganggu

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memberlakukan bea impor 25 persen kepada produk Cina akan berpengaruh terhadap Indonesia. Hanya saja, ia belum menghitung seberapa besar dampaknya.

Darmin menjelaskan, apabila perang dagang berkelanjutan, dampak paling besar akan dirasakan pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina. Hal tersebut, kata dia, berarti impor mereka akan turun. "Artinya, ekspor kita ke sana dapat turun," ujarnya ketika ditemui Republika di kantornya, Jakarta, Jumat (10/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement