REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan pentingnya menjalin silaturahim antar pemimpin bangsa usai pertarungan pemilu 2019. Menurutnya, masyarakat Indonesia perlu melanjutkan budaya silaturahim, khususnya di bulan Ramadhan meski saat pemilu berbeda pilihan.
Pria yang akrab disapa Zulhas tersebut menyebut salah satu cara menjalin silaturahmi ialah berbuka puasa bersama (bukber) di bulan Ramadhan. Hal itulah yang dilakukannya pada Jumat, (10/5) dengan mengundang Presiden Joko Widodo.
"Ini kan tugas rutin. Hari ini di rumah saya, harusnya besok tapi enggak jadi. Besok Senin di sebelah rumah ketua DPR, Rabu di rumah OSO (Oesman Sapta Odang). Masa gara-gara Pilpres bukber saja enggak kan. Waduh," katanya pada wartawan usai bukber.
Ketum PAN yang menjadi anggota koalisi rival Jokowi itu menilai budaya silaturahim sudah melekat pada masyarakat. Sehingga ia pun perlu melakukannya meski pernah berseberangan dengan Jokowi selama Pilpres.
"Begini lho menurut saya ya, orang Indonesia itu sederhana, kita punya jati diri yang mudah yang khas, apa? Silaturahim. Marah, kalau sudah ketemu, marahnya hilang. Jadi silaturahmi seperti ini. Antar ketua parpol, antar tokoh. Ketemu aja," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat tidak menganggap Pilpres terlalu berlebihan hingga menjadi pemecah bangsa. Ia mengingatkan Pilpres hanya pesta demokrasi lima tahunan.
"Jangan sampai gara-gara pilpres kita enggak bisa ketemu. Wah repot banget. Kalau tiap lima tahun berapa yang nggak ketemu. Bisa jadi suami istri enggak ketemu juga (karena beda pilihan)," ucapnya.
Di sisi lain, ia belum mendengar rencana bukber yang akan dilakukan oleh Jokowi dan Prabowo. Padahal rencana bukber sekaligus rekonsiliasi nasional sudah digaungkan sejumlah pihak. "Oh belum tahu saya," kilahnya.