Jumat 10 May 2019 17:17 WIB

Jansen: SBY Itu Lulusan Terbaik Militer, Kivlan?

Jansen menilai kontribusi SBY terhadap Indonesia sangat besar.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono saat menggunakan hak pilihnya di Singapura.
Foto: Istimewa
Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono saat menggunakan hak pilihnya di Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menilai kontribusi mantan kepala staf Kostrad Kivlan Zen tak sebanding dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu demi menjawab sindiran Kivlan yang menyebut SBY licik dan tak ingin Prabowo Subianto menjadi presiden.

"Kelasnya (Kivlan) jauh benar di bawah SBY, apalagi terkait kontribusinya ke Republik ini," ujar Jansen saat dikonfirmasi, Jumat (10/5).

Baca Juga

Jansen menyebut, kontribusi SBY untuk Indonesia terlihat dari beberapa posisi yang pernah diembannya. Ia menjelaskan, SBY pernah menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi, Menkopolhukam.

Selain itu, ayah dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu berhasil terpilih menjadi Presiden RI selama dua periode. "Kivlan ini dalam sejarah hidupnya memang jadi apa? Jadi Kivlan ini tidak usah banyak omonglah," ujar Jansen.

Selain itu, Jansen menyebut, prestasi SBY di dunia kemiliteran lebih cemerlang dari Kivlan. Maka dari itu, ia merasa heran dengan pernyataan yang menyebut SBY merupakan anak buahnya.

"Pak SBY ini lulusan terbaik Akademi Militer, peraih Adhimakayasa, sedang Kivlan Zen ini kita tidak tahu lulus peringkat berapa," ujar Jansen.

Sebelumnya, Kivlan menyindir Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia mengaku mengerti dengan sifat serta karakter Presiden Keenam RI tersebut karena pernah mendidik SBY saat Kivlan masih aktif di militer.

"Sampaikan saja bahwa SBY licik. Dia junior saya, saya yang mendidik dia, saya tahu dia orangnya licik, dia mendukung 01 waktu menang di tahun 2014," tuturnya.

Kivlan mengungkapkan, SBY sebenarnya tidak ingin mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pilpres 2019. Meski Partai Demokrat berkoalisi dengan Partai Gerindra, PKS, PAN dan Partai Berkarya mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.  "Dia mau mencopot Prabowo supaya jangan jadi calon presiden dengan gayanya segala macam," keluhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement