Jumat 10 May 2019 10:54 WIB

Kehadiran PSI Disebut Ikut Picu Turunnya Kursi PAN Surabaya

PAN memperoleh 3 kursi di Surabaya berkurang daripada periode sebelumnya 4 kursi.

Suasana rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 tingkat provinsi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (5/5/2019). KPU Provinsi Jawa Timur menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi perolehan suara pada Pemilu serentak 2019 yang dihadiri Bawaslu, jajaran tim pemenangan calon presiden dan wakil presiden, saksi dari partai maupun perwakilan saksi untuk calon anggota legislatif yang berlangsung hingga 9 Mei 2019.
Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Suasana rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 tingkat provinsi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (5/5/2019). KPU Provinsi Jawa Timur menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi perolehan suara pada Pemilu serentak 2019 yang dihadiri Bawaslu, jajaran tim pemenangan calon presiden dan wakil presiden, saksi dari partai maupun perwakilan saksi untuk calon anggota legislatif yang berlangsung hingga 9 Mei 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur SCG Research and Consulting Didik Prasetiyono menilai turunnya kursi Partai Amanat Nasional di DPRD Surabaya sebagai dampak dari munculnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Semula pada Pemilu 2014, PAN mendapat empat kursi atau satu fraksi kini turun menjadi tiga kursi pada Pemilu 2019.

"Secara kumulatif perolehan suara PAN di Pemilu 2019 Kota Surabaya mengalami penurunan sebesar 1 persen dibanding Pemilu 2014 (6,4 persen). Kursi di Dapil (Daerah Pemilihan) 3 Kota Surabaya yang diperoleh PAN di Pemilu 2014 lepas karena situasi yang sangat dinamis di Dapil itu," kata Didik Prasetiyono di Surabaya, Jumat (10/5).

Baca Juga

Situasi dinamis itu, lanjut dia, dipicu oleh peta politik lokal Dapil 3 yang berubah karena munculnya PSI, partai baru yang mendapat suara 29.659, atau setara 10,5 persen suara di Dapil tersebut.

Menurut Didik, sebenarnya bisa dikatakan bahwa PSI menggerus kantong elektoral PDI Perjuangan di Dapil 3. PAN mendapat imbas dari situasi tersebut karena kursi terakhir (kursi ke-9) berhasil dipertahankan oleh PDI Perjuangan. Hingga rekapitulasi final KPU unggul dari PAN dengan selisih 629 suara saja.

"Kekalahan merebut kursi di Dapil 3 membuat PAN turun perolehan dari empat kursi di Pemilu 2014 menjadi tiga kursi di Pemilu 2019," katanya.

Adapun beberapa faktor yang dianalisa menjadi sebab turunnya kursi PAN. Pertama, PAN kehilangan kursi karena penggunaan sistem penghitungan Sainte Lague di Pemilu 2019 ini.  Partai-partai dengan perolehan suara kecil menengah akan kesulitan di pembagi Sainte Lague.

Kedua, sikap nasional PAN yang mendukung Prabowo-Sandi tentunya akan memiliki tantangan tersendiri di Kota Surabaya. Pasalnya di sana,  Jokowi-Amin memperoleh lebih 70 persen suara. Posisi partai dalam Pilpres akan sangat menentukan pilihan partai pemilih.

Diketahui perolehan suara partai dan caleg dari PAN untuk Dapil 1 mendapat 17.299 suara, Dapil 2 mendapat 18.726 suara, Dapil 3 mendapat 13.928 suara, Dapil 4 mendapat 17.003 suara, Dapil 5 mendapat 11.307 suara. Total Perolehan 78.263 suara.

Sedangkan caleg PAN yang lolos menjadi anggota DPRD Surabaya yakni Hamka Mudjiadi Salam (Dapil 1) mendapat 5.021 suara, Juliana Eva Wati (Dapil 2) mendapat 4.495 suara dan Ghofar Ismail (Dapil 4) mendapat 5.876 suara.D

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement