REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP PDI Perjuangan menyatakan rasa syukurnya atas hasil sistem perhitungan (Situng) internal yang menunjukkan kemenangan partai itu di 15 propinsi. Kemenangan itu sejalan dengan kemenangan pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin di 21 propinsi.
“Artinya PDI Perjuangan bisa betul-betul bersama rakyat dan parpol KIK menjadi die hard-nya kemenangan Pak Jokowi – Kiai Ma'ruf ,” kata Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Kamis (9/5).
Berdasarkan data dari situng Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDIP, hingga kemarin, partai itu memenangkan pemilu legislatif di 15 provinsi. Di mana persentase terbesar adalah di Bali dengan 57,56 persen, lalu diikuti Yogyakarta (34,15 persen), dan Sulut (32,28 persen).
Selanjutnya di Jawa Tengah (30,48 persen), Maluku Utara (29,37 persen), Kalimantan Tengah (28 persen), DKI Jakarta (25,07 persen), Sulawesi Barat (23,48 persen), Sumatera Utara (20,78 persen), Sulawesi Tenggara (20,64 persen), Jawa Timur (20,46 persen), Bangka Belitung (20,22 persen), Kalimantan Utara (19,27 persen), Lampung (18,82 persen), dan Banten (16,73 persen).
Sementara Jokowi-KH Ma'ruf menang di 21 propinsi dan luar negeri. Provinsinya sama dengan di atas ditambah Papua, Papua Barat, Kalimantan Barat, Maluku, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. Pengecualian hanya di Banten di mana Prabowo-Sandi unggul.
Hasto mengaku pihaknya menyadari soal sebangunnya kemenangan PDIP dengan kemenangan Jokowi-Ma'ruf setelah dikontak sejumlah pengamat dan akademisi yang menyampaikan analisa dimaksud. Hasto menyampaikan bila dibedah lagi untuk kemenangan tingkat DPRD propinsi dan kabupaten/kota, kesebangunan itu akan lebih terlihat.
Hasto mengatakan pihaknya juga bergembira karena berpotensi berhasil memecahkan rekor menjadi parpol pertama yang dua kali berturut-turut menjadi pemenang pemilu sejak pemilu 1999. PDIP berhasil mengalahkan 'kutukan' yang pernah dirasakannya sendiri sejak memenangkan pemilu 1999 namun kalah di 2004 oleh Golkar. Lalu Partai Golkar sendiri gagal mengulangi kemenangan itu dan kalah dari Partai Demokrat (PD) di Pemilu 2009.
Di pemilu 2014, PDI Perjuangan juga gagal mengatasi 'kutukan' pemenang pemilu tak mampu mengulangi prestasi dua kali berturut-turut karena tahtanya direbut PDIP. Dan baru PDIP yang berpotensi berhasil mengatasinya dengan kembali menjadi pemenang di 2019.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada rakyat yang memberi kepercayaan kepada PDIP sebagai penopang utama pemerintahan Pak Jokowi,” ujar pria asal Yogyakarta itu.
Walau berpotensi jadi pemenang, Hasto menyebut partainya tak akan angkuh dengan menjadi kekuatan terlalu dominan yang tak sehat bagi demokrasi. Menurutnya, seluruh parpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK) sama-sama telah bekerja keras, maka ke depan koalisi akan berpijak kepada kesepakatan bersama.
“Terutama kesepakatan bersama partai yang menerima dukungan rakyat sehingga melampaui parliamentary threshold di Parlemen,” ucap Hasto.