REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Merauke tengah menyelidiki tempat latihan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di daerah itu, sebagaimana informasi yang beredar di media sosial (medsos) dan berita salah satu media.
"Terkait dengan adanya berita di medsos yang menyatakan bahwa di Merauke, Papua dipakai sebagai lokasi latihan kelompok JAD. Sampai kini kelompok JAD tersebut, keberadaannya dan tempat latihannya di Merauke sedang dilakukan penyelidikan," kata Kapolres Merauke AKBP Bahara Marpaung dalam rilis yang diterima Antara di Kota Jayapura, Rabu (8/5).
"Juga sampai saat ini belum ditemukan adanya pelanggaran dan atau perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh kelompok tersebut," katanya lagi.
Berkaitan dengan informasi tersebut, Kapolres Merauke mengimbau kepada masyarakat yang ada di bumi Anim Ha, sebutan lainnya untuk Kabupaten Merauke yang terletak di wilayah Selatan Papua itu, agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan isu yang memecah kerukunan umat beragama.
"Harapannya warga tidak terhasut dan jangan melakukan pelanggaran dan atau perbuatan melawan hukum serta jangan main hakim sendiri," katanya.
Sekecil apapun informasi terkait dengan kegiatan dan keberadaan kelompok JAD, Kapolres Merauke meminta agar hal tersebut diteruskan atau dilaporkan kepada pihak berwajib.
"Tolong diinfokan kepada aparat Polri dan TNI. Tapi tetap waspada dan melakukan Siskamling di tempat masing-masing. Dan apabila ada tamu yang datang dan menginap wajib lapor diri dalam 1 x 24 jam," ujarnya.
Kapolres Merauke juga meminta agar para pemangku kepentingan meningkatkan komunikasi dan kerja sama untuk sama-sama menjaga keamanan di wilayah tersebut.
Secara terpisah, Kapolres Keerom, AKBP Muji Windo Hartono, mengatakan pihaknya masih mendalami informasi terkait tempat latihan jaringan teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sebagaimana informasi yang beredar di media sosial (medsos) dan berita di salah satu media massa.
"Iya, kita masih dalami dulu yah," katanya lewat telepon seluler ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Rabu.
Dia menegaskan bahwa informasi tersebut akan didalami dan diselidiki jajaran di lapangan. "Iya, kita dalami dulu. Dari jajaran di lapangan (intelijen) belum ada, tapi tetap menjadi perhatian," katanya.
Namun, lebih lanjut dia mengatakan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan jajaran Polres Keerom telah melaksanakan patroli dan penyelidikan lebih lanjut. "Antisipasinya kami tetap selidiki, patroli dan pendekatan kepada para tokoh kunci di Keerom," katanya.
Sebelumnya, pada salah satu media disebutkan bahwa Kabupaten Keerom dan Kabupaten Merauke menjadi salah satu tempat latihan jaringan teroris dari kelompok JAD. Berita tersebut kemudian viral di media sosial seperti Facebook (FB) dan menuai beragam tanggapan dari para pihak, salah satunya dari akun FB bernama Kossay Paskalis.
"Keberadaan komplotan teroris ini merupakan ancaman serius bagi stabilitas keamanan wilayah Papua. Kehadiran kelompok teroris ini mengganggu nilai-nilai kesatuan dan persatuan sesama warga masyarakat Papua yang selama ini terbina dengan baik," demikian salah satu petikan paragraf dalam akun FB Kossay Paskalis.
"Dikhawatirkan akan muncul saling curiga terhadap keberadaan sesama warga dan muncul persepsi baru dimana terbentuk stigmatisasi pro dan antiterorisme di kalangan masyarakat," katanya.