Rabu 08 May 2019 20:48 WIB

MRT Segera Bertarif Normal, Ini Kata Warga Jakarta

Warga tetap memilih MRT karena harga dan kecepatan mencapai lokasi

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Warga memadati Stasiun MRT Bundaran HI
Foto: Republika/Mimi Kartika
Warga memadati Stasiun MRT Bundaran HI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transportasi teranyar di Ibu Kota, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta akan memberlakukan tarif normal pada 13 Mei 2019. Sehingga, tarif maksimal untuk tujuan terjauh Stasiun Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia (HI) sebesar Rp 14.000 dan tarif terendah Rp 3.000.

Menurut Mega (26), salah satu karyawan di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, memilih menggunakan MRT Jakarta meski tarif normal sudah berlaku. Sebab, rumahnya berada di wilayah Blok M, Jakarta Selatan yang dekat dengan Stasiun MRT Blok M.

Ia mengatakan, menggunakan MRT Jakarta karena faktor kenyamanan yang lebih dibandingkan transportasi umum massal lain. Jarak yang cukup jauh dari rumah ke kantornya, dengan MRT akan ditempuh waktu yang cepat dengan fasilitas yang lebih baik.

"Daripada desak-desakkan sama penumpang lain. Mending naik MRT lebih nyaman," kata Mega saat ditemui Republika, Rabu (8/5).

Mega harus mengeluarkan uang Rp 8.000 untuk menempuh Stasiun Blok M-Bundaran HI. Sementara, jika menggunakan angkutan umum lain seperti Transjakarta, tarifnya lebih terjangkau dua kali dari MRT.

Akan tetapi, kata dia, ketika jam sibuk pergi atau pulang kantor, penumpangnya memenuhi bus Transjakarta. Apalagi jika dibandingkan dengan ojek online yang kini tarifnya naik.

Hal senada juga diungkapkan, Viras (29), yang akan memilih MRT jika akan pergi ke tempat yang sudah dijangkau MRT itu. Ia mengaku sering menggunakan MRT saat akhir pekan karena dari rumah ke kantornya memang tak dilalui MRT.

"Kalau weekend sih sering pakai MRT, sering main ke arah Jakarta Selatan sana. Jadi karena cuma pas weekend saja ya masih pakai MRT kalau harganya sudah normal," kata Viras.

Ia membandingkannya dengan tarif ojek online. Menurutnya, tarif maksimal MRT sebesar Rp 14.000 saja masih dikatakan lebih murah dibandingkan tarif ojol. Dengan waktu yang sudah terjadwal.

Sementara Muhamad Faisal (37) lebih memilih menggunakan angkutan umum lain daripada MRT Jakarta. Alasannya, karena ia harus menggunakan transportasi lainnya untuk mengakses stasiun dari dan ke rumah maupun tempat kerjanya.

"Kayaknya lebih naik Transjakarta deh, sekali Rp 3.500. Itu bisa sekali bayar saja, tinggal jalan ke kantor. Kalau MRT harus tetap naik Transjakarta lagi," tutur Faisal.

Kendari ia harus menempuh waktu lebih lama. Akan tetapi, ia juga mengatakan, tak menutup kemungkinan pada hari-hari tertentu memilih MRT Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement