REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Malang telah menyiapkan uang kartal sebanyak Rp 4,7 triliun. Jumlah tersebut dipersiapkan dalam memenuhi kebutuhan penukaran uang tunai di masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri.
Kepala Kantor BI Perwakilan Malang, Azka Subhan menjelaskan, jumlah yang tersedia ini sebenarnya nominal yang telah diperhitungkan. Hal ini dilakukan melalui estimasi kenaikan jumlah permintaan kebutuhan uang pada periode Ramadhan/Idul Fitri. "Yakni sekitar 20 persen lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya yang sejumlah Rp 3,9 triliun," ujar Azka melalui pesan resmi yang diterima Republika, Rabu (8/5).
Seperti diketahui, Kantor Perwakilan BI Malang bekerja sama dengan perbankan (Bank umum dan BPR) untuk melakukan layanan penukaran uang pecahan kecil. Lokasinya tidak hanya di pusat keramaian tapi juga kantor bank yang telah bekerjasama dengan BI.
Selain itu, juga dapat diperoleh di mesin ATM masing-masing perbankan dan pelayanan kas keliling. Lebih detail, lokasi pelayanan penukaran uang akan dilakukan serentak melalui 72 titik outlet bank umum. Kemudian 49 titik outlet BPR di wilayah kerja Bank Indonesia Malang sejak 26 Mei hingga 2 Juni 2019.
Wilayahnya berada pada titik-titik strategis di Malang, Batu, Pasuruan dan Probolinggo dengan menggunakan 13 mobil kas keliling. Satu mobil dari Bank Indonesia sedangkan 12 lainnya milik bank umum. "Di antaranya BNI, BCA, BTN, CIMB Niaga, Permata Bank, Bank Muamalat, BPD Jatim, BPD Jatim Syariah, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, BRI, dan BRI Syariah," jelasnya.
Selain itu, Azka menerangkan, perbankan juga menyediakan layanan penukaran Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Hal ini berarti penukaran dengan penukaran kartu ATM berlogo Master Card dengan logo Garuda.
Menurut Azka, kartu tersebut memberikan tiga keunggulan. Pertama, dapat bertransaksi di berbagai EDC/ ATM bank lainnya. Kedua, nasabah bisa hemat biaya administrasi Rp1.000 per bulan. Namun demikian, GPN baru bisa digunakan untuk transaksi dalam negeri saja.
Di kesempatan itu, Azka juga mengimbau masyarakat agar menukar uang di tempat-tempat penukaran resmi. Dalam hal ini, baik yang dilakukan oleh BI, perbankan maupun pihak lain yang ditunjuk oleh BI. Upaya ini perlu dilakukan untuk menghindari risiko uang palsu dan kemungkinan selisih.
BI juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi dengan menggunakan uang. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk selalu cermat dan teliti terhadap ciri keaslian uang rupiah. "Ingat 3D, dilihat, diraba, diiterawang. Serta untuk memperlakukan dan merawat rupiah dengan baik melalui lima 'jangan', jangan dicoret, jangan distepler, Jjangan diremas, jangan dibasahi dan jangan dilipat," tegasnya.