Rabu 08 May 2019 13:15 WIB

Menhan: Perang Mindset Jadi Ancaman Nyata dan Paling Bahaya

Menhan menyebut paham radikalisme sudha masuk ke dalam lembaga pendidikan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Pertahanan Ryamizad Ryacudu.
Foto: Republika/Wihdan H
Menteri Pertahanan Ryamizad Ryacudu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menyebutkan, ancaman yang nyata dan paling berbahaya bagi bangsa saat ini adalah perang mindset atau pola pikir. Ia mengatakan, salah satu ancaman terkait pola pikir yang ada secara terang-terangan saat ini adalah pemaksaan masuknya paham khilafah.

"Ancaman khilafah ini sudah terang-terangan ingin mengganti ideologi negara Pancasila," ungkap Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).

Baca Juga

Menurut Ryamizard, paham tersebut sudah masuk ke dalam lembaga pendidikan, yakni sekolah dan universitas. Ia menyebutkan, Pancasila harus dilestarikan dan paham khilafah tidak bisa dibiarkan tertanam di pola pikir masyarakat. Jika dibiarkan, akan berdampak bagi bangsa puluhan tahun ke depan.

"Kalau kita biarkan mindset sudah tertanam 20-30 tahun lagi yang jadi presiden, kapolri entah siapa,  khilafah, selesai negara. Sebelum selesai pasti perang, selesai negara ini. Karena itu kita antisipasi," jelasnya.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini mengatakan, perang pola pikir merupakan perang yang menyerang atau memengaruhi hati dan pikiran rakyat. Perang yang bertujuan membelokkan ideologi negara. Karena itu, perang pola pikir ia sebut sebagai ancaman yang nyata dan paling berbahaya.

"Ancaman terhadap mindset bangsa Indonesia yang berupaya untuk mengubah ideologi negara bangsa Indonesia. Pancasila itu alat pemersatu, begitu alat pemersatu dipecah, ini harus dipahami," terangnya.

Salah satu contoh kasus akibat tercemarnya pola pikir adalah tindakan terorisme. Ryamizard menerangkan, pola pikir para pelaku terorisme sudah rusak. Ia mengambil kasus di Jawa Timur (Jatim) dan Sri Lanka yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Jatim dan Sri Lanka hampir sama ibu-ibu pelakunya. Ini sudah rusak mindsetnya, naluri ibu sudah hilang. Anak kecil petasan aja takut, ini bom. Luar biasa perubahan mindset ini sangat penting kita tahu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement