REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Riau-Kepulauan Riau menyediakan 50 ton daging kerbau beku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat saat Ramadhan. Jumlah ini akan ditambah lagi jika menjelang Idul Fitri 1440 Hijriah permintaan meningkat tajam.
"Saat ini di gudang Bulog ada stok 30 ton dan 20 ton lagi menyusul dari Jakarta," kata Kepala Bulog Divre Riau Abdul Muis S Ali di Pekanbaru, Rabu (8/5).
Menurut dia, animo masyarakat Riau akan daging beku cukup tinggi dengan permintaan yang terus meningkat. Permintaan ini datang baik untuk konsumsi rumah tangga maupun usaha seperti restoran, katering, dan hotel. "Untuk Ramadhan tahun lalu Bulog sampai mendatangkan hingga dua kali pengiriman daging beku masing-masing sebanyak 15 ton," tuturnya.
Berkaca dari permintaan daging beku yang meningkat tajam pada 2017 dan 2018, maka tahun ini pasokan ditambah. "Jika pada 2017 Bulog hanya memasok sebanyak 10 ton pada Ramadhan dan Idul Fitri, 2018 naik 43 ton daging kerbau beku yang didatangkan, kini kami pasok 50 ton," imbuhnya.
Mengenai harga, Abdul mengatakan tidak ada kenaikan dari sebelumnya yakni Rp 80 ribu per kilogram. "Tentunya ini jelas lebih murah ketimbang daging sapi segar di pasar yang dijual Rp 110 ribu sampai Rp 120 ribu per kilogram," kata Abdul.
Untuk pemasaran, pihaknya melakukannya lewat mitra Rumah Pangan Kita (RPK) yang jumlahnya di Riau-Kepri mencapai lebih dari seribu. Hal itu untuk mendekatkan pasar dan harga ke masyarakat pinggiran. "Bagi masyarakat Pekanbaru yang ingin membeli daging kerbau beku ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi yaitu di kantor Bulog, bazar pangan, dan di setiap RPK," katanya.
Sementara itu Jodi, warga Tangkerang, mengaku daging beku kerbau yang dipasok Bulog mirip seperti daging sapi yang dijual di pasar tradisional Pekanbaru. Dagin itu tidak kenyal dan empuk serta tidak banyak lemak. "Jadi kami sekeluarga suka, harganya jauh lebih murah hingga selisih Rp 40 ribu per kilogram," ujarnya.