REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kenaikan sejumlah sembako pada awal Ramadhan juga dialami Kota Bekasi. Para pedagang makanan yang terdampak langsung oleh kenaikan sembako, kini mulai mengatur siasat agar tetap bisa menjaga harga jual.
Salah satunya Indah Imawansyah (23 tahun) yang mulai merasakan dampak kenaikan berbagai komoditi di Pasar Baru Bekasi. Indah yang berjualan warteg di Jalan Ir Juanda, Bekasi Timur, itu mengaku kenaikan kali ini begitu mengejutkan.
Ia pun mencontohkan, ketika tadi pagi (7/5) dirinya berbelanja bahan-bahan masakan di Pasar Baru Bekasi. Cabai merah yang harga biasanya Rp 15 ribu tapi sekarang jadi Rp 30 ribu. Begitupun harga bawang putih, yang biasanya Rp 40 ribu menjadi Rp 52 ribu.
"Ayam dari Rp 35 ribu sekilo sekarang malah jadi Rp 49 ribu. Bawang merah dari Rp 40 ribu menjadi Rp 52 ribu," kata Indah di depan warungnya, Selasa (7/5).
Akibat kenaikan itu, Indah pun sedikit bimbang ketika hendak menetapkan harga makanannya untuk dijual pada jam berbuka puasa hari ini. "Kalau harga bahan sudah naik tinggi, kan seharusnya harga masakan juga saya naikin, tapi kasian juga sama pelanggan," kata dia.
Menurut Indah, jika ia menaikkan harga makanan di wartegnya, maka pelanggannya yang banyak dari karyawan di sekitar Jalan Juanda akan terbebani. Karena, kata dia, gaji mereka sebagai karyawan tidak naik meski sembako terus melonjak.
"Akhirnya saya nggak jadi naikin. Caranya, saya kurangin sayur mayurnya untuk hari ini supaya tetap bisa sesuai harga biasa," kata Indah menjelaskan.
Tak hanya penjual warteg, tapi penjual gorengan pun dibuat bimbang oleh kenaikan berbagai komoditi tersebut. Sartini (48) yang berjualan gorengan di dekat Simpang Juanda Bekasi, mengeluhkan kenaikan berbagai harga di Pasar Baru Bekasi sejak awal bulan puasa ini.
"Saya belinya bawang putih kating. Biasa harga Rp 24 ribu tapi sekarang jadi Rp 64 ribu," kata Sartini kepada Republika, Selasa (7/5).
Menurut dia, tak hanya bawang putih yang naik, tetapi juga harga tomat, sayur kol, daun bawang dan waetel. "Semua itu kan penting untuk bahan gorengan," kata dia.
Maka dari itu, Sartini saat ini telah menaikkan harga gorengan yang ia jual. Biasanya dari harga Rp 1.500 menjadi Rp 2 ribu. "Ya terpaksa saya naikin, kan ukuran gorengan gak mungkin lagi dikurangin," ucap dia menjelaskan.
Meski demikian, Sartini memastikan, kenaikan harga gorenganya hanya untuk sementara waktu menjelang harga berbagai bahan masakan di pasar turun kembali. Oleh karena itu, ia berharap sekali harga-harga di pasar bisa kembali turun seperti semula.