REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Sri Haryati mengklaim, stok pangan pada Ramadhan dalam kondisi aman. NAmun, kata dia, kuota pasokan bawang putih pada tahap pertama sudah habis dan Pemprov DKI tengah melakukan permohonan impor.
"Jadi, memang agak sedikit bermasalah di bawang putih, tapi kami sudah berkoordinasi sehari sebelum high meeting kita ada rapat dengan Kemendag (Kementerian Perdagangan)," ujar Sri di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (6/5).
Sri menjelaskan, BUMD DKI PT Food Station Tjipinang Jaya sebetulnya sudah memnypuai lisensi untuk mengimpor bawang putih. Dalam hal ini, masih menunggu dikeluarkannya rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Ia mengatakan, Pemprov DKI telah menugaskan Food Station agar berkoordinasi dengan importir yang telah mengantongi RIPH dan surat persetujuan impor (PI) dari Kemendag. Untuk bisa mengutamakan DKI mendapatkan pasokan bawang putih.
"Agar mengutamakan untuk maksudnya paling enggak saat mendarat ada satu kontainer masing-masing ada delapan importir yang akan untuk bisa diberikan ke DKI intinya itu," kata Sri.
Menurut dia, pihaknya masih terus menunggu diberikannya izin impor bawang putih. Ia menambahkan, gubernur DKI akan menyampaikannya ke pemerintah pusat untuk mempercepat proses tersebut.
"Kita tinggal menunggu dari Kementan setelah itu ada izin dari Kemendag. Itu yang nanti pak gubernur sampaikan akan percepat proses tersebut. Mudah-mudahan bisa segera," tutur Sri.
Sementara, melalui situs resmi infopangan.jakarta.go.id pada Senin (6/5), harga rata-rata bawang putih mencapai Rp 64.660 per kilogram di DKI. Sementara, harga tertinggi hingga Rp 100 ribu di Pasar Johar Baru dan harga terendah Rp 40 ribu di Pasar Baru Metro Atom, Jakarta Pusat.
Pemprov DKI Jakarta juga menggelar bazar murah di delapan pulau berpenduduk di Kepulauan Seribu. Bazar murah ini akan berlangsung pada 4 Mei sampai 31 Juli 2019.
"Kami membuat bazar-bazar di delapan pulau. Tadi pak bupati minta tambah lagi, pulau berpenduduk. Konsepnya bazar, suplai dengan harga murah. Diharapkan bisa menyetarakan harga pulau dengan darat," kata Sri.
Ia menjelaskan, bazar ini dilaksanakan sesuai dengan arahan gubernur DKI Jakarta agar terjadi kesetaraan harga bahan pokok di semua wilayah Ibu Kota. Delapan pulau yang dimaksud ialah Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Pulau Kelapa, Pulau Tidung, Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, dan Lancang.
Sri melanjutkan, komoditas yang dijual dalam bazar tersebut, antara lain beras, minyak goreng, gula, tepung, mi instan, minuman kemasan, bawang putih, bawang merah, dan sebagainya. Selain itu, pihaknya meminta PD Pasar Jaya segera merampungkan pembangunan Jak Grosir di Pulau Tidung pada akhir Juni 2019.
"Kendalanya pembangunan di Pulau kan tidak semudah pembangunan di darat. Tapi akhir Juni nanti ditargetkan selesai. Tujuannya untuk kesetaraan harga antara darat dan pulau," kata Sri.
PT Food Station Tjipinang Jaya sebagai BUMD pangan Pemprov DKI Jakarta sejak beberapa waktu lalu dan selama bulan Ramadhan melakukan operasi pasar murah di sejumlah wilayah di Jakarta. Direktur Utara PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan, pasar murah mulai digelar pada 29 April hingga 28 Juni 2019.
“Tiap harinya ada tiga lokasi pasar murah di kelurahan yang telah ditentukan. Lokasinya bisa di RPTRA dan tempat lain agar lokasinya terjangkau,” kata Arief.
Untuk barang operasi pasar murah selama Ramadhan, antara lain gula pasir Rp 11 ribu per kilogram, tepung terigu Rp 7.000 per kilogram, paket murah Rp 55 ribu per paket, telur Rp 21.500 per kilogram, minyak goring ukuran 1,8 liter seharga Rp 19 ribu, dan beras CBP seharga Rp 9.000 per kilogram.
“Stok untuk top up stand by di Gudang Food Station siap dikirim jika diperlukan,” ujar dia.
Ikan Asin
Olahan ikan asin di Cilincing, Jakarta Utara, mengalami penurunan harga dan penjualan dalam beberapa hari terakhir. Ini akibat ikan basah tangkapan nelayan yang melimpah di kawasan tersebut.
“Saat ini, harga ikan asin turun dan penjualannya juga turun,” kata salah satu pengusaha ikan asin, Tumini.
Dia menjelaskan, ikan asin yang biasa dijual dengan Rp 40 ribu per kilogram saat ini turun menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Sejumlah ikan asin yang mengalami penurunan, yaitu ikan layur, ikan teri, ikan tembang putih, hingga cumi. Kondisi ini menyulitkan pengusaha olahan karena banyak ikan asin yang membusuk karena tidak laku dan hanya dijadikan pakan ternak.
Dalam sehari, Tumini mampu memproduksi ikan asin sebanyak satu ton dikirim ke pengepul di Kalibaru dan Bekasi. “Yang tidak laku, diolah jadi pakan ternak. Ini cara agar biaya produksi tidak membengkak,” kata Tumini.
Pengusaha olahan lainnya, Mario, mengatakan, mayoritas konsumen ikan asin adalah restoran dan warung makan. Selama Ramadhan, daya beli masyarakat terhadap ikan asin akan menurun, sehingga berdampak terhadap harga komoditas ini.
“Produksi ikan asin banyak, permintaan sedikit, harga menjadi turun. Kami berharap harga bisa membaik lagi,” ungkap Mario.