Senin 06 May 2019 18:45 WIB

Satgas Pangan Kota Tasik Dalami Kemungkinan Penimbunan

berdasarkan pengecekan di lapangan terdapat laporan kenaikan harga bahan pokok.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas menimbang bawang putih (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menimbang bawang putih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Harga bawang putih yang melonjak tinggi di Kota Tasikmalaya menjadi perhatian Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polres Tasikmalaya Kota. Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Febry Kurniawan Ma'ruf mengatakan, pihaknya akan mendalami kemungkinan adanya hal-hal yang tak diinginkan.

Ia mengakui, berdasarkan hasil pengecekan di lapangan terdapat laporan kenaikan terkait harga bahan pokok. Terutama harga bawang putih yang mencapai Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu pada awal Ramadhan.  "Ini perlu kita dalami dan kami akan bersama-sama tim satgas mengecek. Apakah ini ada pelanggaran atau permainan, sampai dugaan penimbunan dan lain-lain," kata dia, Senin (6/5).

Baca Juga

Ia menegaskan, jika ada pihak tertentu yang diketahui melakukan penimbunan, polisi tak akan segan menjerat dengan sanksi pidana. Menurut dia, polisi akan menindak tegas siapapun orang yang melakukan penimbunan kebutuhan pokok.

Febry menilai, momen awal Ramadhan dan menjelang Lebaran memang merupakan situasi untuk pihak tertentu menimbun barang. Pasalnya, saat ini masyarakat sangat butuh bahan pokok. Akibatnya, harga barang menjadi tinggi.

Meski begitu, hingga saat ini pihaknya belum menerima informasi terkait dugaan praktik penimbunan bahan pokok. "Tapi nanti semua gudang akan kita cek," kata dia.

Menurut dia, tim Satgas Pangan sejatinya sudah mulai bekerja sejak sebelum bulan Ramadhan. Namun, untuk mengupayakan harga kebutuhan pokok tetap stabil, pihaknya akan terus memantau perkembangan harga kebutuhan pokok di pasar. "Kira juga harapkan informasi dari masyarakat, konsumen, kalau ada kenaikan signifikan yang perlu kita curigai," kata dia.

Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tasikmalaya, Enung Nurteti mengatakan, pihaknya tak bisa melakukan banyak intervensi untuk menurunkan harga jual bawang putih. Pasalnya, bawang putih yang beredar di Kota Tasik merupakan produk impor.

Menurut dia, langkanya bawang putih di Kota Tasikmalaya secara khusus, dan secara umum di Indonesia, disebabkan oleh keterlambatan pengiriman dari negara asalnya. "Katanya harusnya dikirim April tapi ternyara baru dikirim Mei," kata dia.

Menurut dia, jika sudah berkaitan dengan produk impor Pemerintah Kota (Pemkot) tak bisa banyak melakukan sesuatu. Karena itu, ia meminta pemerintah pusat untuk langsung mencari solusi agar harga bawang putih kembali stabil.  "Solusinya harusnya mah dari pusat," kata dia.

Sementara itu, upaya yang dilakukan DKP Kota Tasikmalaya hanya sekadar menggelar operasi pasar murah. Hal itu, kata Enung, sudah berlangsung sejak dua hari menjelang Ramadhan.

Menurut dia, gelar pasar murah itu akan rutin diadakan di kantor DKP setiap hari Jumat selama bulan Ramadhan. Beberapa kebutuhan pokok yang di jual murah di bawah standar harga pasar adalah beras, minyak goreng, terigu, gula pasir, daging, dan telur. "Semua di bawah harga pasar. Itu kita lakukan untuk stabilkan harga," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan mengajak masyarakat untuk tetap berbelanja sesuai kebutuhan. Menurut dia, salah satu faktor yang memengaruhi harga kebutuhan naik adalah meningkatnya permintaan secara mendadak.

"Kalau masyarakat berperilaku seperti itu, permintaan tinggi, maka harga akan mahal. Tapi kalau belanja seperti biasa, saya pikir kita bisa menekan inflasi dan harga," kata dia.

Ia juga mengimbau para pedagang dan distributor untuk tidak bermain curang untuk menaikkan harga jual. Pasalnya, pedagang dan distributor juga diawasi oleh polisi.

Ia mengingatkan, jika ada kenaikan harga, polisi akan turun tangan mencari tahu penyebabnya. Tak hanya itu, lanjut dia, jika ditemukan ada indikasi penimbunan, polisi akan bertindak tegas.

Untuk sementara, Ivan mengatakan, Pemkot Tasik hanya bisa melakukan intervensi kenaikan harga kebutuhan pokok dengan menggelar operasi pasar. "Kita akan kerja sama dengan BI dan BUMN untuk menggelar operasi pasar menekan harga," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement