REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASI -- Perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu 2019 di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, anjlok dengan hanya meraih 5,05 persen atau berada di urutan delapan perolehan kursi legislatif.
Ketua DPC PPP Kota Banjarmasin Arufah Arif di Banjarmasin, Ahad (5/5), mengakui perolehan suara partainya untuk pemilihan legislatif tingkat kota mengalami penurunan signifikan dari tahun 2014. Pada sebelumnya bisa meraih lima kursi legislatif, kini hanya tinggal dua kursi.
"Kalau Pileg 2014 lalu kita berada di urutan empat teratas, pada Pileg 2019 ini, partai kita turun ke urutan delapan," ujarnya.
Menurut Arufah, pada Pileg 2019 ini, partainya hanya bisa meraih dua kursi legislatif, yakni dari dapil Banjarmasin Barat dan Banjarmasin Selatan. "Sedangkan Dapil Banjarmasin Utara, Banjarmasin Timur dan Banjarmasin Tengah, PPP kali ini dipastikan tidak mendapat kursi," ungkap Arufah.
Padahal pada Pileg 2014, partainya dapat menempatkan masing-masing satu perwakilan legislatif di semua dapil sehingga meraih salah satu kursi unsur pimpinan. PPP pun melakukan evaluasi total atas anjloknya suara tersebut.
"Memang atas kejadian anjloknya hasil suara partai kita pada Pemilu 2019 ini harus dilakukan evaluasi total, sebab tidak hanya pileg di tingkat kota, tapi juga provinsi dan pusat mengalami hal yang sama," katanya.
Dia menyatakan, anjloknya suara PPP pada pemilu kali ini tidak terlepas adanya dugaan unsur politik uang dari lawan yang membuat pendukung partainya beralih. Arufah mencontohkan perolehan suaranya yang anjlok drastis.
"Memang ini adanya kejadian politik uang tingkat atas yang melanda, saya merasakan sendiri di dapil saya mencaleg, lebih 50 persen suara saya hilang dari hasil Pileg 2014 lalu, padahal sudah kita bina semaksimal mungkin," ungkapnya.
Berdasarkan penetapan hasil perolehan suara pada rapat pleno KPU Kota Banjarmasin pada Sabtu (4/5) hingga Ahad dinihari, perolehan suara PPP pada Pileg 2019 tingkat Kota Banjarmasin sebanyak 17.011 suara atau hanya 5,05 persen.
Untuk perolehan suara tertinggi pada tiga besar itu pertama diraih PAN dengan total 59.987 suara atau 17,78 persen, disusul Partai Gerindra sebanyak 43.136 suara atau 12,79 persen, kemudian Golkar dengan perolehan suara total 38.095 suara atau 11,29 persen.