Ahad 05 May 2019 17:41 WIB

Harga Bawang Putih di Tasik Tembus Rp 90 Ribu

Meski mahal warga Tasik tetap membeli bawang putih karena untuk memasak.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Indira Rezkisari
Warga membeli bawang di Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya, Ahad (5/5).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Warga membeli bawang di Pasar Pancasila Kota Tasikmalaya, Ahad (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Menjelang bulan Ramadhan, stok bawang putih di Kota Tasikmalaya menipis. Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Pancasila, Kota Tasikmalaya, pada Ahad (5/5), keberadaan bawang putih di lapak-lapak pedagang hanya tersisa sedikit. Harga jual bawang putih pun mencapai Rp 90 ribu per kilogram.

Rian Rusdiana (26 tahun), salah satu pedagang di Pasar Pancasila mengatakan, saat ini para pedagang menjual bawang putih seharga Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogramnya. Menurut dia, hal itu disebabkan oleh pasokan bawang putih yang semakin langka.

Baca Juga

"Baru hari ini naik lagi. Kemarin masih Rp 72 ribu per kilogram," kata dia.

Menurut dia, harga bawang putih di agen sudah mahal. Selain itu, stoknya pun terbatas. Warungnya yang biasa membeli tiga kwintal (per kwintal sama dengan 100 kilogram). Namun, saat ini yang jatah untuk warungnya hanya lima karung (100 kilogram).

Bahkan, Rian mengaku sempat membeli bawang di supermarket untuk berjualan di paaar tradisional. Pasalnya, di supermarket harga dan stoknya masih terjaga.

"Beli di mal sudah mahal, cuma beli ke agen lebih mahal. Mending beli di mal. Kita yang ada saja dibeli, daripada tidak ada stok di sini," kata dia.

Rian menduga ada oknum yang sengaja menimbun bawang putih. Pasalnya, stok yang ada saat ini sangat langka. Apalagi, menjelang bulan puasa banyak orang yang membutuhkan bawang.

Ia sendiri tak bisa memprediksi sampai kapan kelangkaan dan kenaikan harga bawang ini terjadi. Apalagi, lanjut dia, bawang putih yang ada di Kota Tasikmalaya merupakan barang impor.

Untungnya para pelanggan tak rewel mengenai kenaikan harga dan stok bawang putih yang langka. "Yang beli mah pada tahu kondisi, tidak rewel jadinya. Yang penting ada barang," kata dia.

Meski begitu, ia berharap stok bawang putih akan segera tersedia untuk para pedagang eceran. Sehingga harga bawang bisa stabil kembali.

Yuyun (44) salah seorang pedagang bawang lainnya mengatakan, ketersediaan bawang putih memang sedang sulit. Sejak sepekan belakangan, harga bawang putih selalu naik di pasaran.

"Naik sudah seminggu karena tak ada stok. Mungkin ditimbun. Kalau harga normal biasanya mah Rp 30 ribu per kilo," kata dia.

Namun, menurut dia harga itu terhadi sebulan yang lalu. Setelahnya harga bawang putih terus naik. Pertama kenaikan menjadi Rp 45 per kilogram, lalu Rp 74 ribu, Rp 80 ribu, dan hari ini tokonya menjual bawang putih dengan harga Rp 85 ribu per kilogram.

Menurut dia, baru tahun ini kenaikan harga bawang putih begitu tajam. Pada tahun-tahuh sebelumnya, kenaikan harga bawang putih hanya berkisar Rp 20 ribu per kilogramnya dari harga semula.

Ia mengatakan, kenaikan drastis hanya terjadi pada bahan pokok berupa bawang putih. Selain itu, harga tomat juga mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 4.000 per kilogram menjadi Rp 14 ribu per kilogram.

Sementara bahan-bahan lainnya seperti bawang merah, cabai, beras, telur, dan daging cenderung stabil. Kalaupun ada kenaikan, masih dalam dalam batas normal.

"Biasanya kalau gini ada yang nimbun. Curiga sih. Kalau sayuran mah tidak (naik)," kata dia.

Imas (30), salah satu pembeli bawang putih, mengaku mau tak mau tetap membeli meski harganya sudah tinggi. Menurut dia, bawang putih merupakan salah satu kebutuhan untuk memasak sehari-hari. Apalagi, saat ini mau memasuki bulan Ramadhan.

"Saya beli ya tetap kalau mahal. Buat masak sahur," kata dia.

Ia berharap harga barang di Kota Tasikmalaya bisa kembali murah. Dengan begitu, masyarakat tak terbebani dengan harga kebutuhan yang mahal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement