REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut dua hal penting yang harus diadopsi pendidikan Tanah Air dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Dua hal tersebut yakni pendidikan berbasis inovatif kreatif dan mengacu penguasaan skill.
"Sekali lagi inovatif dan skill, maka kalau kita urut pendidikan maka pendidikan harus bermotivasi pada dua hal ini," ujar JK saat membuka seminar nasional Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sekaligus meresmikan Gedung Program Pascasarjana UNY, Sleman, Sabtu (4/5).
Menurutnya, tanpa menguasai dua hal tersebut, maka pendidikan Tanah Air akan tertinggal dengan negara lain. Karenanya, ia meminta kedua hal tersebut menjadi format pendidikan di Tanah Air.
JK juga mengajak peserta seminar yang kebanyakan dari kalangan akademisi, mulai dosen, tenaga pengajar dan mahasiswa untuk bersiap menghadapi tantangan teknologi di bidang pendidikan. "Dua-duanya penting untuk kita semua, tidak ada negara yang bisa maju tanpa inovatif dan tidak ada negara yang maju tanpa skill. dua-duanya tujuan pendidikan itu yang harus kita capai," ujar JK.
JK menyebut banyak negara yang dinilainya telah mengadopsi inovatif dan kemampuan skil bangsanya. Menurutnya, jika Amerika yang terkenal dengan pendidikan liberal dan pendidikan skilnya dengan pendekatan logika dan kebebasan. Berbeda halnya dengan negara-negara di Eropa yang lebih mengutamakan kemampuan dasar skil dan menerapkan pendidikan berdasarkan teori link and match sesuai lapangan pekerjaan.
"Karena itu apabila kita bicara vokasi, jangan belajar di Amerika, belajarnya di Eropa. Karena itulah maka pendidikan vokasi di Jerman, di Swiss, menjadi bagian utama daripada sistem pendidikan mereka. Kemudian dijalankan juga oleh Korea, Jepang, China, dewasa ini," kata JK.