Sabtu 04 May 2019 06:12 WIB

Nasdem: Kalau Mau Gabung Ikut Visi Misi Jokowi

Portofolio kabinet sepenuhnya merupakan hak prerogatif presiden.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Jokowi menerima Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Kamis (2/5).
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Presiden Jokowi menerima Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Kamis (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasdem meminta partai yang hendak bergabung ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK) tak membawa visi dan misi yang baru. Hal ini disampaikan menyusul menguatnya isu perpindahan koalisi partai politik.

"Kalau mau gabung ke kabinet jangan bawa visi-misi sendiri, tidak itu, karena apa kami (partai pendukung 01) saja menyesuaikan dengan partai-partai menyesuaikan dengan visi misi isi pemerintahan dengan visi misi Pak Jokowi Kyai Ma'ruf," ujar Sekjen Partai Nasdem, Johnny G Plate di Kompleks DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5).

Baca Juga

Plate mengungkapkan, visi misi koalisi ditentukan oleh mayoritas rakyat melalui pemilu dengan memilih Jokowi - Ma'ruf. Maka, bila ingin bergabung dengan koalisi, maka harus menerima visi misi Jokowi-Ma'ruf. "Kalau bawa visi-misi baru lagi tidak bisa bertemu dengan visi-misi dengan rakyat," ujar Plate.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf sendiri telah membuka peluang bagi partai politik yang hendak bergabung. Namun, Plate menegaskan, bergabung dengan koalisi bukan berarti otomatis mendapat kursi menteri dalam kabinet. Menurutnya hal tersebut menjadi hak prerogatif presiden terpilih.

"Kalau portofolio Kabinet itu sepenuhnya prerogatif presiden sepenuhnya serahkan pada presiden, bukan hanya untuk partai yang baru masuk tapi untuk koalisi juga kita serahkan pada Pak Jokowi," ujar Plate yang juga Wakil Ketua TKN Jokowi - Ma'ruf.

Tak melulu soal menteri, Plate menegaskan, bergabung dengan koalisi artinya juga membuka kerja sama politik dalam berbagai hal. Nasdem pun menyatakan tak akan keberatan. "Ruang kerjasamanya itu terbuka di berbagai bidang di non kabinet," ujarnya menegaskan.

Menguatnya isu perpindahan koalisi partai politik pasca pertemuan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Capres Pejawat Joko Widodo.

AHY menemui Joko Widodo di Istana Merdeka, Kamis (2/5) sore. Ini adalah kehadiran AHY kedua di Istana setelah Maret tahun 2018 lalu. AHY-Jokowi menggelar pertemuan tertutup selama kurang lebih 20 menit.

AHY melakukan pertemuan tertutup dengan Jokowi. Setelah menemui Presiden, AHY mengaku kedatangannya untuk memenuhi undangan Jokowi. Selain itu, AHY membawa amanah dari sang ayah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menyampaikan salam kepada Jokowi.

"Saya menyampaikan salam hormat dari Pak SBY dan Bu Ani. Karena, tadi pagi saya sempat berkomunikasi yang intinya adalah sampaikan salam hormat kepada Bapak Presiden," kata AHY di Istana Merdeka, Kamis (2/5) sore.

Selain menyampaikan salam dari Ketua Umum Partai Demokrat tersebut, AHY juga mengaku kedatangannya untuk menegaskan posisi Demokrat yang ingin bersama-sama melihat bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Yaitu, dengan terus ikut menyumbangkan pemikiran dan gagasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement