Jumat 03 May 2019 20:00 WIB

KPU: Hingga Jumat, Petugas KPPS Meninggal Dunia 424 Orang

Sementara itu, jumlah KPPS yang sakit sebanyak 3.668 orang.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andri Saubani
Ilustrasi warga mengusung jenazah anggota Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal diduga karena kelelahan setelah menjalankan tugas di TPS.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Ilustrasi warga mengusung jenazah anggota Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal diduga karena kelelahan setelah menjalankan tugas di TPS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arif Rahman Hakim, mengatakan hingga Jumat (3/5) malam ada 424 petugas KPPS yang meninggal dunia saat bertugas. Sementara itu, jumlah KPPS yang sakit sebanyak 3.668 orang.

"Jumlah KPPS yang wafat tercatat sebanyak 424 orang. Kemudian KPPS yang sakit mencapai 3.668 orang. Sehingga totalnya ada 4.092 orang KPPS tertimpa musibah saat melaksanakan tugas menyelenggarakan pemilu," ungkap Arif dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat malam.

Baca Juga

Sebelumnya, Ketua KPU Arief Budiman, mengatakan, KPPS diminta beristirahat jika mengalami kelelahan fisik. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kondisi membahayakan yang dapat menyebabkan KPPS wafat.

"Saya sudah sampaikan ke mereka (KPPS),  apabila ada sesuatu yang membahayakan dengan kondisi fisik mereka, maka harus istirahat dulu. Jangan dipaksakan terus menerus sehingga ada hal-hal buruk yang terjadi," ujar Arief di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat siang.

Arief berpesan supaya semua KPPS bisa mengatur ritme kerja dengan baik. Dengan demikian, bisa menghindari potensi KPPS jatuh sakit saat bertugas.

Dia melanjutkan, saat ini Dinas Kesehatan setempat sudah ikut memantau aktivitas KPPS di lapangan. Bantuan itu dilakukan lewat rumah sakit keliling. 

"Dari kepolisian juga ada rumah sakit keliling yang diperbantukan. Semoga ini sekua bisa membantu menjaga kondisi kesehatan para KPPS, " tambah Arief. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement